Jumat, 23 Agustus 2013

KUNJUNGAN BAPAK MUHAMMAD ARSAD DALIMUNTE,SE.Ak (Ketua Dewan Pengawas Koperasi Pemuda Indonesia)


  (Beliau adalah Konsultan Perguruan Islam Banil Authon Labuhanbatu)

Bapak Muhammad Arsad Dlm,SE.Ak dan Ka.Yayasan
Sebuah anugerah Allah SWT yang sangat luar biasa bagi perguruan Islam banil Authon, dalam waktu yang cukup lama kesempatan itu diharapkan, Alhamdulillah dibulan syawal mubarak ini Bapak Muhammad Arsad Dalimunte,SE,Ak (Konsultan Banil Authon) beserta keluarga berkesempatan mengunjungi Perguran Islam Banil Authon untuk yang kedua kalinya setelah ditahun pertama berdirinya lembaga ini. 

Beliau adalah sosok yang turut membidani kelahiran Yayasan Perguruan banil Authon, sejumlah gagasan cemerlang mampu menghipnotis pihak yayasan sehingga sederetan keraguan perlahan menjadi tantangan dan harapan. Sebagai seorang motivator handal beliau menggiring mindset kami kearah yang benar, memberikan definisi bijak penuh hikmah dalam memaknai sebuah KARYA.

General Manager ini mengatakan sangat menghargai sebuah karya, berkarya berarti telah mengerahkan segenap potensi untuk melahirkan sesuatu, dan itu bukanlah pekerjaan mudah. karena dalam melahirkan sebuah karya kita pasti akan ketemu dengan ragam tantangan, pahit dan manis adalah konsekwensi nya, namun lebih jauh lagi kita coba memaknai berkarya bukan untuk mengejar materi, tapi mencoba memaknainya sebagai upaya untuk memerankan tugas kekhalifahan dimuka bumi, berkarya berati kita mencoba mengaplikasikan bentuk syukur kepada sang khalik atas nikmat hidup yang diberikanNYA. Bukan untuk sekedar mencari kemuliaan dimata manusia tapi lebih kepada mencari keridhoan dan kemuliaan dimata sang pencipta.

ibu Retno werdiningsih dan Ka RA Banil Authon
Amanah untuk menebar kebajikan bukan hanya tugas para Rasul Allah, amanah itu juga dititipkan kepada manusia sebagai khalifah, nah dalam berkarya inilah kita mencoba bagaimana menterjemahkan sederetan kalam Tuhan dalam keseharian, sehingga ayat-ayat Allah itu benar hidup dalam keseharaian kita, subhnallah.

Ketertarikan pihak yayasan untuk menjadikan beliau sebagai konsultan Perguruan Banil Authon bukan semata karena kemampuan manejerial dan keilmuan yang beliau miliki, namun lebih didorong rasa ketergaguman atas dinamika perjalanan hidup, pemaknaan akan kesempatan hidup serta upaya beliau menjadikan makhluk hidup benar-benar hidup. Juga terlihat orientasi kehidupan beliau kearah kehidupan yang sesungguhnya yang penuh keabadian nanti. 

Arahan bimbingan 

Berikut adalah beberapa tips yang beliau sampaikan dalam kunjungan yang hanya lebih kurang 2 jam berada di Perguruan Islam banil Authon, cukup luas yang beliau sampaikan dan berikut kami sajikan resume arahan dan bimbingan beliau semoga mampu menginspirasi kebaikan bagi kita, 

Kehadiran beliau dibanil authon dalam rangka memberikan motivasi dan dorongan untuk meningkatkan kapasitas diri, peningkatan profesionalisme pencapaian target melalui peningkatan pengetahuan, pengalaman dan sikap. Semua itu di kemas dalam lima hal dan menjadikannya sebagai formula untuk bangkit, yaitu :

  1. Membangun dan menjaga niat baik, semua berawal dari niat. Niat adalah pijakan awal yang luar biasa. Banyak hal yang tak terduga dalam perjalanan hidup adalah karena keterjagaan niat, beliau mengatakan bahwa niat yang baik adalah jalan pembuka bagi ketertemukannya jalan pembuka baru atas permasalahan yang ada, setiap niat baik pasti ketemu jalannya. Untuk itu kita harus senantiasa menjaga niat baik, sebagai sumber serta dasar peletakan program jangka panjang.
  2. Merumuskan mimpi yang besar. Mimpi adalah Cita-cita yang besar yang harus dibangun karena itu adalah inspirasi perjuangan. Gambaran masa depan itu akan membenak dan akan datang setiap saat sehingga kondisi akan terus mengarah dan fokus, sehingga Lewat mimpi besar itu tentu akan tersinergikanlah seluruh langkah dan kebijakan yang akan ditempuh, dan akan tertatalah tahapan-tahapan yang harus dilalui dengan lebih terencana dan matan.
  3. Mengoptimalkan energi, waktu dan talenta. Segenap potensi harus dikerahkan untuk mencapai mimpi dan cita-cita. Itu adalah upaya untuk memantaskan dan melayakkan kita untuk menerima kesuksesan. Kesuksesan tidak akan pernah salah alamat. Butuh ikhtiar dan perjuangan, perjuangan tersebut tidak mudah banyak liku dan tantangan yang kadang mampu memudarkan semangat. Kesehatan, waktu luang, ilmu, komunikasi dengan pihak terkait serta lainnya harus diberdayakan secara optimal. Jangan pernah berhenti karena ketika berhenti saat itulah dia menyatakan dirinya gagal. Hal tersebut menuntut ketekunan, kesabaran, keuletan, keluasan pandangan dan kebesaran jiwa. Dinamika proses belum tentu selalu menghadirkan situasi yang menenangkan fikiran, sebab bisa saja terkadang menghadirkan keguncangan keyakinan, mencapai titik nadir terendah dan bahkan mungkin saja putus harapan. Untuk itu perlu kemantapan dalam menyemangati diri untuk terus berproses sangat diperlukan. Ragam hambatan harus dimaknai sebagai tantangan yang memerlukan penyelesaian cerdas
  4. Mulai berdo'a yang tidak egois. Kita sadar sepintar apapun menurut kita ilmu yang kita miliki, kematangan strategi dan rencana yang dikembangkan. Analisis yang tepat, takkan berdaya ketika keberpihakan Tuhan tidak ada. Disanalah kita berdoa penuh harap. Disertai rasa ikhlash. Sekumpulan karya dihantar dalam doa, tugas kita adalah berbuat dan hasil itu adalah hak preoregatif sang Pencipta. Keinginan kita tidak harus dipaksakan dan bisa saja tidak sesuai dengan kebijakan Allah SWT yang lebih tahu akan hal tepat dan pantas buat kita,
  5. Pasrah. Berserah diri dengan kedhoifan kelemahan dan ketidak berdayaan, segenap upaya dan doa telah dipanjatkan, setelah itu biarkan Allah yang bekerja menentukan arah mana kita dibawanya. Disini menyadarkan kita bahwa yang berhak menentukan hal yang terbaik buat kita hanyalah DIA, itulah konsep tawakkal dan etika kepasrahan.pasrah adalah tahapan lanjutan sesudah manusia melakukan usaha yang terbaik. Dalam situasi ini, Tuhan akan mengambil sebagian  dari 3 (tiga) peran, yaitu :  
-         merestui atau tidak merestui;
-         melipatgandakan hasil bagi yang bersyukur dan disukai-Nya 
-     meniadakannya baik dalam rangka memberikan cobaan maupun dalam rangka menyajikan hukuman.  

Lima hal tersebut adalah formula yang beliau tawarkan dengan uraian yang cukup luas mampu meberi pencerahan dan lompatan energi sehingga menjadi percepatan pertumbuhan kretifitas dibanil authon.

Apresiasi terhadap kinerja YPI Banil Authon

Putra Labuhanbatu yang lahir di Sigambal Rantau Selatan Labuhanbatu Sumatera Utara, yang saat ini lagi berjuang di Kampung orang tepatnya Purwokerto Jawa Tengah, dimana sebagian pemikirannya telah menginspirasi banyak orang, berharap Banil Authon bisa lebih meningkatkan kiprahnya lagi dimasa mendatang

Beliau mengapresiasi kerja keras yang sudah dilakukan civitas Banil Authon, yang telah membuktikan kedahsyatan teamwork yang handas dan solid. 

Publikasi dan sosialisasi yang memanfaatkan jejaring sosial sudah baik, namun mesti harus di kawal dengan profesional dan proporsional, disamping media sosial digunakan sebagai wahana publikasi juga harus diberdayakan sebagai perangkat edukasi bagi masyarakat

Menilai banil authon telah mewujudkan beberapa masukan dan saran Konsultan (Bapak Muhammad arsad Dalimunte,SE.Ak) yang dibangun selama ini lewat komunikasi jarak jauh terkait kunci sukses manajemen, serta trik pengembangan pendidikan dan pembelajaran lainnya.

Dalam kaunjungan kali ini beliau hadir bersama keluarga. Istri beliau juga adalah ketua komite sebuah lembaga pendidikan didaerahnya. Dikesempatan tersebut juga menyampaikan ide cerdas kepada ibu Zubaidah Dalimunthe,S.Pd.I kepala RA Banil Authon dalam mengelola beberapa program parenting, teknik mengelola sebuah even, serta beberapa hal yang diterapkan sekolah-sekolah unggul di daerahnya yang bisa diterapkan pula di labuhanbatu. Kehadiran dua inspirator tersebut menambah energi baru untuk lebih meningkatkan pengabdian di Banil Authon. Terima kasih buat Bapak Muhammad Arsad dalimunte, SE.Ak dan Ibu Retno werdiningsih semoga Allah SWT memberi Ganjaran kebaikan atas semua dukungan selama ini.

Sabtu, 17 Agustus 2013

MENEMUKAN MAKNA PERJUANGAN MERAIH KEMERDEKAAN


(Oleh : Mustafa Kamal Nasution,S.Pd.I.)

Pendahuluan

Berjuang adalah sesuatu yang tak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia, keinginan untuk meraih dan mendapatkan sesuatu adalah dasar untuk melakukan perjuangan dan pengorbanan. Hal yang sungguh sangat jauh dari cernaan akal sehat manusia ketika bermimpi namun tidak melakukan upaya agar mimpi itu menjadi nyata. 

Dalam kamus bahasa indonesia kita dapati kata berjuang memiliki arti memperebutkan sesuatu dengan tenaga dan fikiran , berperang untuk merebut kemenangan serta berjerih payah dalam mencari keuntungan. Sementara kemerdekaan berasal dari kata merdeka yang memiliki arti : bebas dari jajahan orang lain.

Dalam konteks perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia berjuang adalah upaya untuk untuk membebaskan diri dari cengkraman kezaliman kesewenang-wenangan dan penindasan penjajahan bangsa lain atas bangsa indonesia. Jarahan hasil bumi, ekspoitasi manusia dalam bentuk kerja paksa (rodi), tuntutan upeti atau pajak dari rakyat yang diluar kemampuan, monopoli perdaganagan. Adalah contoh mengapa leluhur bangsa ini berjuang. Berjuang dari sebuah kesadaran bahwa ada hak dalam hidup ini yang diambil paksa oleh orang lain, demi meraih kembahi hak itu tidak ada pilihan kecuali berjuang mati-matian.

Perjuangan itu tidak mudah tantangan yang mereka lalui cukup panjang, 3.5 abad bukan waktu yang singkat, berapa generasi sudah terlahir dalam belenggu penjajahan. Perlawanan demi perlawanan muncul didaerah masing-masing dinusantara. Namun baru setelah ada kesadaran bahwa tidak banyak yang bisa diperbuat kalau seluruh elemen bangsa tidk bersatu, munculnya pemuda dari berbagai daerah yang menyatakan diri dalam sumpahnya untuk satu kata INDONESIA MERDEKA

Asas penciptaan Manusia adalah Merdeka 

Fitrah asas penciptaan manusia adalah bebas untuk berbuat dan bertindak dalam tararan kebenaran. Dari penciptaan manusia bisa dilihat bahwa ketika lahir kedunia manusia terdiri dari dua unsur yang saling mengikat, tidak bisa dipisahkan .

Unsur itu adalah jasmani dan unsur rohani, dimensi pisik dan psikis. Tubuh ingin tumbuh dan berkembang terus dia butuh makan, minum dia butuh perlindungan dari lapar cuaca dingin panas dia ingin berkembang biak. Ini adalah fitrah fisiknya. Ketika fisik manusia tidak mendapatkan haknya untuk menjalani proses alamiahnya berarti ada sistem yang sedang tidak baik, dan ketika keterlibatan orang lain untuk mencoba melakukan penghambatan berarti dia telah melakukan penjajahan dan penindasan. Tentunya sang pencipta tidak ingin satupun dari ciptaan diciptakan diperlaakukan dalam tirani kesewenang-wenangan.

Demikian juga fsikis mentaal dan rohani, dia terbentuk dari wujud immateri, dia butuh ilmu untuk bisa berkembang dalam keberadaban untuk melahirkan sebuah peradaban, membutuhkan rasa aman jauh dari kekhawatiran, mewujudkan keinginan untuk bahagia dalam senyum. Bahkan dia ingin damai dekat dengan tuhannya dalam peribadatannya. Cendrung pada kebenaran, bebas dalam bersosialisasi dengan lainnya dalam keadilan, itu adalah bahagian dari fitrah rohani bawaan manusia sebagai awal penciptaannya dimana sang pencipta telah memberi gelar khalifah, pemimpin pengelola kebenaran dimuka bumi. 

Keadaan yang fitrah itu seharusnya tidak harus pada awal penciptaan saja, namun secara aflikatif harus diterjemahkan dalam kehidupan nyata, ketika tubuh ini merasa sakit dipukul dan dicubit, tentu makhluk lain juga pasti akan merasakan hal yang sama ketika diperlakukan sedemikian rupa. Ketika kita marasa tidak nyaman di beritakan sesuatu yang tidak sebenarnya kita lakukan, orang lain juga pasti akan merasakan hal senada jika kita melakukan fitnah seperti itu. 

Ketika kita menyalahi dan mengabaikan pertimbangan ini, seperti seseorang yang menyebabkan fisik orang lain disiksa, haknya dirampas, menebar aroma permusuhan yang membuat manusia tidak aman, menghalangi manusi dari menuntut ilmu, beribadah, bermuamalah dengan sesama manusia, berarti dia telah melakukan penindasan dan penjajahan dan itu adalah kezaliman dan kemunkaran. Pasti siapapun orangnya yang dalam keadaan tertindas itu tidak akan menerima dan dia tidak menemukan dan mendapaatkan kemerdekaannya.

Dua unsur jasmani dan rohani adalah anugerah Allah SWT dan harus disyukuri dalam bentuk terima kasih. Terima kasih itu adalah bahasa lisan dari wujud dari etika menerima adalah menghormati yang pemberi. Ketika terjadi penguasan terhadap satu diri oleh diri yang lain, itu artinya kekufuran itu sama halnya merongrong hak Tuhan berarti ia telah mencoba memposisikan dirinya pada posisi yang menguasai dan itulah penjajahan. Sementara Tuhan sendiri setelah dia memberi fasilitas (ruh,indra/hati) justru ia membebaskan manusia untuk memilih jalannya (merdeka). Namun dalam menjaga keadilanNYA, ia tetap memberi rambu mana yang benar dan salah serta ganjaran atas perbuatannya diterangkan dalam kitab sucinya. Dan sekali-kali memberi bukti kepada yang keterlaluan seperti azab untuk pelajaran bagi hamba-hamba sesudahnya.

Memaknai HUT RI sebagai momentum kebangkitan dan perbaikan

Refleksi kemerdekaan saat ini harus dipandang luas, kemerdekaan dari belenggu penjajah yang kita dapat 17 agustus 1945 adalah anugerah dari Sang Maha pemberi Nikmat Allah SWT Tuhan yang maha kuasa. Dulu kita diinfasi habis-habisan lewat agresi bangsa asing, hasil bumi yang dikeruk rakyat yang dipekerjakan tidak selayaknya manusia. Penjajah yang tidak memiliki nurani kemanusia memandang nenek moyang kita adalah budak sekehendak hatinya apa yang akan diperlakukan pada mereka kerja paksa tanam paksa, upeti yang luar batas kemampuan. 

Berkat Doa, perjuangan kebersamaan strategi dan kebijakan yang tepat akhirnya yang dicita-citapun berhasil dan bangsa ini pun merdeka. Kata MERDEKA itu di tebus dengan darah, air mata, harta keluarga dan nyawa mereka. Dia itu adalah kakek buyut kita darah mereka juga mengalir ditubuh kita ini. Dan tentunya tidak dengan mudah kita melupakan perjungan itu.

Kata “MERDEKA” adalah salam pertemuan dan perjuangan, setiap mereka bertemu pasti mengucap merdeka demikian pula saat akan berpisah. MERDEKA yang senantiasa mereka katakan akan merasuk kerelung hati dan fikiran sehingga yang terbentuk dalam setiap derap langkah mereka adalah merdeka. Yang akhirnya melahirkan ide-ide baru, keterjagaan semangat, simbol kesatuan visi dan tekad. Disamping itu kata mulia itu juga adalah panjatan DOA dalam kepalan tangan teracung. Itu artinya bahwa yang punya hak untuk memberi itu adalah sang maha tinggi dan kita pun harus memposisikan semangat dengan tinggi.  Satu kata namun energi mempengaruhi mental senusantara.

Satu bukti menunjukkan tidak ada hal mustahil ketika anak bangsa ini bersatu dengan visi misi yang sama doa yang sama serta semangat dan langkah yang sama melahirkan sebuah kemerdekaan. Dan ending dari perjuangan pahit itu membuahkan kemerdekaan walaupun diantara mereka tidak sempat menikmati kemerdekaan itu sendiri.

Mungkin dari sisi pisik mereka terjajah dan terpenjara namun fikiran mereka tidak pernah terpenjara, semangat merekapun tidak pula terkungkung, dikondisi itu mereka mampu memberi anak cucunya hadiah terbesar dari karya tangan, doa dan kekompakan mereka  sebuah kebebasan dari kezaliman.

Mungkinkah kita generasi hari ini kehilangan kata pemersatu layaknya sumpah gajah mada, sumpah pemuda serta PASWORD merdeka dalam mengisi hari paska 17 agustus itu? Haruskan kita mencarai kata baru sebagai yel-yel inspirasi,? Ataukah cukup dengan memadakan kata dan simbolik dasar negara ini yang sudah kita kenal dari dulu seperti Bhineka tunggal ika dan lainnya?
Disepanjang jalan kabupaten dan kota yang kita lihat ada tugu juang, relips perjuangan patung patriotisme simbol perlawanan akan ketidak adilan dan ketidak benaran. Harusnya setiap saat api perjuangan mereka itu tetap menyala.

Kalau darah kita juga adalah darah pejuang tentu kita tidak akan pernan berhanti menyuarakan api perjuangan. Kobaran semangat tentunya akan terwaris pula didada kita. Patri nilai kebajikan tentu akan terus hidup di mata hati kita. Kalau dulu mereka berjuang dengan debaran jantung nasionalisme, memanggul senjata yang tidak berimbang, hutan belantara, perbukitan menjadi istananya, diantara dentuman peluru, ditengah politik adu domba yang dilancarkan penjajah. mereka tetap mampu berdiri tegar dalam pandangan baik dan semangat yang tetap terjaga. 

Kini sampai giliran bagi sebagai pelanjut, yang menjadi sebuah tanya besar apakah nilai-nilai yang telah mereka pertontonkan hanya akan ada dan tertulis dibuku sejarah dan pelajaran saja. Dan apakah tidak akan kita coba untuk merefreshnya kembali sebagai bentuk auto kareksi sebuah pengabdian dalam menterjemahkan makna hidup? Apakah kita tidak ingin menjadi pahlawan yang akan tetap hidup dihati umat atau lebih luas dan bermakna. Dan persembahan hidup terbaik kita dimata sang Pencipta?

Ranah perjuangan itu masih cukup luas, dan peran itu masih bisa kita mainkan disetiap individi kita masing-masing, tidak ada lagi baku hantam, dentuman peluru, kalau dulu serangan itu nyata dan terang. Kini kita harus siap di berbagai serangan laten.terselubung, sistemik dan terencana.
Penjahan moral, penjajahan ekonomi, tirani kekuasan, pendidikan, gesekan suku, agama. Perdagangan manusia serta banyak lainnya. Tentu Kita harus mampu mengawalnya dengan semangat dan pengabdian.

Generasi harus selamat dari bahaya kerusakan moral, sebaran narkotika yang kadang sulit terbendung merebak dikalangan anak-anak kita bahkan sampai kedaerah terpencil. 

Tontonan yang kurang layak yang mereka konsumsi dapat membentuk mental sex yang salah. Etika berbahasa serta kepekaan yang tidak tertempa menjadikan pibadi yang angkuh (indivisualisme) pameran kemewahan hura-hura dan poya poya( hedonisme) yang kadang dipaksakan oleh anak, adik saudara kita lainnya demi mengikuti trend dan mode. Mungkin ini adalah bahagian dampak globalisasi.

Kita masih melihat tokoh-tokoh muda kita saat ini sudah mulai peduli arti pendidikan dan pendidikan berkarkter, mencoba meninjeksi adik-adiknya dengan suplemen pengetahuan memberi doktrinasi dan penyadaran bahwa sampai kapan kita mempertahankan kota kita sebagai petro dollar. Dan ingin merobah mindset itu menjadi terpelajar kritis (positif) dan peka dengan permasalahan kekinian di kota ini. Dari budaya sekedar pamer gadget yang canggih diarahkan kebuadaya menulis yang kreatif. Itu yang mungkin digagas teman-teman Labuhanbatu membaca yang bisa saya cermati, Dari budaya rocker jalanan tanpa arah kepementasan seni berkarakter penuh pesan moral. Budaya bercerita (mendongeng) yang kembali digiatkan oleh kampung dongeng Serta komunitas-komunitas lainnya. (konteks kedaerahan)

Dan ada juga tokoh-tokoh muda yang lagi berjuang dikampung-kampung orang yang suatu saat berniat kembali pulang membawa angin perobahan pola dan cara pandang tentang perjuangan dalam mengisi kemerdekaan. Menabur benih cinta lewat kesederhanaan bersikap namun dalam kebesaran hati untuk mewujudkan kota yang maju dan religi.

Kita akan terus berharap orang-orang bijak seperti ini dapat ketemu dan berkumpul dalam kesamaan TEMA untuk berbuat demi mewujudkan masyarakat kita yang madani. 

Kita harus tampil gagah, berfikiran positif. Kita harus siap dengan kesadaran dalam bertuhan, kita harus siap menambah pengetahuan diskusi dan berbagi rasa agar spirit itu tetap menyala. Semangat dan strategi serta doa kita bersama adalah langkah ideal yang bisa kita lakukan.

Mungkin seremonial tidak hasrus kita tinggalkan, namun kandungan nilai dari detik-detik kemerdekaan itu harus menjadi esensi perjuangan. Kita butuh ahli untuk menterjemahkan itu. Layaknya kita butuh transleter untuk menerjemah beberapa buku asing. Demikian juga nilai detik-detik kemerdekaan harus diterjemahkan agar generasi yang hidup sesudahnya ini mampu merasakan dan memahami sehingga muncul semangat untuk berkarya.

Kita yakin anak-anak bangsa ini banyak yang telah berbuat dari sisi keberdayaan masing-masing, dan tentu dengan terjemahan makna kemerdekan yang baik dan meluas akan lebih banyak lagi yang terpanggil dan berbuat. 

Tulisan sederhana yang jauh dari kesempurnaan ini hanya sebentuk kontemplasi di momen ulang tahun bangsa yang amat kita cintai ini, karena bagaimanapun tidak terbersit untuk pindah kebangsaan. Dan tidak ada jalan lain harus hidup ditengah bangsa ini. Walaupun tak banyak yang bisa diperbuat hanya sekeder merenung dan berdoa, semoga jalan da peluang untuk berkarya diberi Tuhan jalannya.

Kesimpulan.

Sebagai anak bangsa sekecil apapun peran yang bisa kita lakukan pasti amat berjasa dalam mengisi dan membantu pertumbuhan pembangunan masyarakan diera kemerdekaan ini. Ketika kita tidak mampu menjadi manusia yang baik dan serba bisa TAPI kita pasti bisa untuk tidak menjadi orang yang jahat.

Menghindarkan diri untuk mencari-cari kesalahan siapun, atas ketidak benaran yang terjadi saat ini namun lebih pada mencari solusi bersama untuk melahirkan kekuatan dan formula baru demi sebuah perbaikan. Komunikasi yang santun dan tepat jauh lebih bereaksi jitu dibanding harus radikal apalagi amoral. Sesuatu yang baik caranya juga memang harus dengan yang terbaik. Kita harus bahu membahu saling menguatkan sesuatu yang sudah baik. Niat dan strategi para pejuang itu cukup baik dan hasilnya pun baik dan memuaskan.Perjuangan yang dilalukan pendahulu kita layak kita pahami demi menjalani kehidupan kearah yang baik

Sebagai orang tua selayaknya pantas menjadi telada karena ayah-ayah kita terdahulu telah menjadikan diri mereka sebagai teladan bagi kita

Yang memiliki ilmu saatnya kembangkan ilmu untuk memberi bukti kepada dunia indonesia punya segudang inovator, paling tidak inovator akhlak yang baik ditengah congkaknya peradaban negera sekuler.

Yang kaya saatnya tidak hanya mementingkan diri ditengah kerumuan warga kumuh dan tak mampu, bercitalah bagaimana finansial yang kita miliki bisa memberi senyum ditenagh rintihan bathin tetangga yang kurang mampu.

Harapan terakhir bagi pemegang tampuk kekuasaan bercerminlah pada the founding father bangsa ini, demi kepentingan bangsa dia korbankan keinginan pribadinya. Kiranya semua kebijakan berpihak pada rakyat, sudah saatnya lahir pimpinan yang rendah hati dekat dengan rakyat, tidak mencari kemuliaan dimata manusia tapi lebih pada mencarai kemuliaan di mata Allah SWT dan balasan bagi pemimpin yang adil dan baik itu adalah syurga. 

Tempaan bulan Ramadhan sudah dilalui kaum muslimin ditambah lagi HUT RI dibulan syawal ini sangat syarat pesan dan makna, ramadhan mendidik manusia untuk tahu bahwa penjajah yang sesungguhnya pada diri manusia itu adalah hawa nafsu yang tak terkendali sehingga ia serakah, rakus sombong, tidak memiliki kepedulian dengan sesama, memperturutkan nafsu sehingga membuatnya menjadi penipu, pembohong, pembunuh, pezina, dan lainnya. Selama sebulan kendali yang salah itu ditekan dan diarahkan sehingga ada kesadaran bahwa hidup ini harus lurus dan yang lurus, benar, dan baik itu adalah fitrah. moga tertemukanlah makna itu bagi perbaikan masyarakan kita kedepan amin ya Robbal alamin.
(ka Yayasan Banil Authon)

Kamis, 15 Agustus 2013

TAUSYIAH ADIK BUNGSU DI MOMENT ARISAN LEBARAN 1434 H


(SYAWALUDDIN NASUTION,S.Hi / PEGAWAI PENGADILAN AGAMA KABANJAHE SUMUT)


Syawaluddin Nst S.Hi
Insya allah yang akan kami tuliskan berikut ini adalah bahagian tausyiah agama sebagai upaya pencerahan bathin kaluarga besar dari ayahanda kami (Irfan Nasutian dan ibunda kami Syarifah Hsb) di sebuah arisan idul fitri 1434 H. Tausyiah tersebut disampaikan oleh adinda kami Syawaluddin Nasuton S.Hi, moga ilmu dan kajian yang diberikan memperkaya ilmu dan amal kita serta memperkokoh ikatan bathin keluarga kita amin.

Cukup luas yang beliau sajikan namun kami hanya mampu merangkum garis besar atau pokok pemaparannya,  berikut tausyiah beliau :

Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (Al-Hujurat: 10)
Alhamdulillah dalam susasana lebaran 1434 H ini keluarga ayahanda dapat berkumpul bersama, melepas kerinduan, dua saudaranya ijin Allah SWT dapat hadir, unden (sapaan akran buat adik perempuan ayah) yang jarang ketemu dimoment keluarga hari ini dapat berkumpul bersama dengan kita. Bapanda kami dari perlabian juga hadir. Semoga Allah menyayangi kita dan melimpahkan karunianya buat keluarga besar kita ini.

Yang juga kami hormati dan sayangi abang kakak serta adik-adik seluruh keponakan-keponakan yang kami sayangi dan cintai.

Allah dalam Alqur’an berfirman dalam QS  Innamal mu’minuuna ikhwatun Faashlihu baina akhowaikum wattaqullaha la’allakum turhamun” yang artinya : Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (Al-Hujurat: 10)

Kata ikhwah (persaudaraan) dalam ayat tersebut memiliki makna yang cukup luas, kita mengenal persaudaraan karena nasab atau keturunan, persaudaraan karena hubungan perkawinan dan persaudaraan karena ikatan akidah dan keimanan. Nah kata ikhwah (saudara) dalam ayat tersebut ini di idhofahkan disandarkan dengan kata mukmin (orang mukmin) berarti persaudara yang dimaksud ayat ini adalah persaudaraan yang mengikat hubungan keimanan diantara kaum muslimin
.
Kedekatan saudara sesama muslim itu bahkan lebih dekat dari saudara sekandung, coba kita lihat dalam pelajaran mawarits (ilmu waris) contoh seorang yang meninggal adalah muslim dan diantara ahli warisnya tak satupun yang seakidah dengannya atau non muslim, maka keluarga yang ditinggalkan sama sekali tidak mendapakan warisan dari orang muslim yang meninggal tersebut. Dan hartanya akan diserahkan kepada amil (tentunya adalah saudara semuslim).

Nah, Dalam pertemuan kita ini kita tidak hanya diikat oleh agama karena kita saudara seiman, tapi kita lebih dekat lagi sedarah sekandung, juga karena hubungan pernikahan. Seharusnya persaudaraan kita ini bisa lebih kita bangun demi mendekatkan kita sebagai saudara juga saling membangun akidah dan ibadah kita. Saling mengingatkan memperbaharui keimanan dan saling menasehati dalam ketaqwaan, karena hubungan nasab itu ibarat air karena bagaimanapun cincangnya akan tetap menyatu.

Harapannya keluarga kita kedepan semakin baik kualitas kekeluargaan serta keimanannya, doa kita semua kiranya kita mendapat rahmat seperti ujung dari pada ayat tersebut “la’allakum turhamun”

Etika yang kita bangun sebagai saudara yang ingin mendapat rahmat dari Allah dilanjutan ayat berkutnya (QS alhujarat : 12-13) dapat kita simak, kita sebagai seorang mukmin agar menghindarkan diri dari :

1.      Perilaku saling olok mengolok satu dengan yang lain. Karena perilaku itu justru menjadi bibit permusuhan dan akan saling menjauhkan. Karena boleh jadi mereka yang diolok-olok itu mulia disisi Allah dan si pengolok itu hina disisi Allah.
Saudara itu ibarat konstruksi tubuh yang diciptakan Allah, sakit satu bahagian seluruh tubuh turut merasakan. Tidak ada ruang untuk merendahkan apalagi mengolok berarti sebuah anggapan diri kita lebih baikdarinya. Dan itulah sifat iblis ketika Allah menyuruh sujud pada adam justru enggan karena ia merasa lebih baik dari adam dan mengabaikan perintah tuhannya
  1. Memanggil dengan gelar yang buruk, memberi panggilan/gelar yang sangat dibenci oleh saudara kita.
  2. Tidak berburuk sangka kepada saudaranya. menduga-duga sesuatu yang belum pasti kebenarannya manjadi peluang iblis untuk semakin menyesatkan prasangka kita sehingga Allah mengingatkan kita bahwa buruk sangka itu adalah dosa yang harus dihindari
  3. Mencari-cari kesalahan orang.
  4. Menggunjing

Dipenghujung ayat 13 Allah menjelaskan bahwa manusia diciptakan  dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikannya berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling kenal mengenal.
Kemudian pada akhirnya Allah menutupnya : Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu ialah orang yang paling bertaqwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

terlebih lagi kita baru saja selesai malakukan penempaan diri, pendewasaan nafsu dan kesadaran ilahiyah kita serta kesadaran kita sebagai hamba yakni bulan RAMADHAN yang mulia.  

Hendaknya kita tidak menjadikannya hanya sebagai mukaddimah saja, ketika dia berakhir, berlalu begitu saja tanpa pesan, hanya menjadikannya sebagai kesadaran musiman ibadah sesaat, saat dia datang alqur’an kita baca dan ketika ramadhan berlalu, alqur’an kita kembali berdebu tak pernah tersentuh. Demikian sajadah kita turunkan dari lipatannya selesai ramadhan dia kembali naik kesinggasananya, rapi dan berlipat licin kembali. Artinya hanya sesaat. Hendaknya kita tetap menjadikan hari-hari kita penuh semangat layaknya ramadhan dimana kita penuh penjagaan dan kewaspadaan didalamnya.

Kita takut ibadah-ibadah kita rusak kita dan kitapun berupaya menjaga keutuhan nilai dan pahalanya. Sehingga pandangan matapun kita tundukkan, kesewenangan nafsupun kita kendalikan. Kita berpayah-payah satu bulanan, semua demi kita lakukan dengan penuh kesadaran. Kita takut dengan apa yang pernah diwanti-wanti Rasulullah dalam haditsnya “berapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali lapar dan haus”
Dan begitulah hendaknya ketika usai ramadhan kita penuh penjagaan dan mawas diri khawatir terjebak kembali kekubangan yang menyangsarakan bathiniyah kita dan mengkerdilkan keimanan kita ditengah kepongahan dan keserakahan hawa nafsu kita. Semoga kita semua benar-benar kembali firi.

Nah kesempatan hadirnya ramadhan adalah bengkel resmi yang memperbaiki kualitas katakwaan kita kepada Allah dan akan terlihat hasilnya selepas bulan yang mulia ini.

Arisan ini terbentuk sebagai wadah untuk menjalin kedekatan emosional seluruh keluarga yang sangat memang membutuhkan waktu khusus untuk dapat bertemu karena jarak yang jauh, kesibukan yang padat serta kesemuanya hanya berharap pertolongan dan kasih sayang Allah. 

Semoga keluarga kita mendapat rahmat dan kasih sayang Allah swt. Amin ya robbal ‘alamin

Turut memberi nasehat ayahanda kami Syamsul Bahri Nasution, S.Pd.I yang dalam nasehatnya mengharapkan jalinan kasih sayang diantara adik kakak sepupu harus dibentuk sejak awal disamping saling mengenal bisa saling menasehati,  Arisan keluarga kita ini baru berumur dua tahun dalam pembentukan itu biasanya sulit, dan mempertahankannya jauh lebih sulit kata beliau.

Beliau juga berpesan kiranya kefitrahan yang kita raih ini bisa kita pertahankan dengan tidak melakukan perilaku poya-poya dan hura-hura, ingat hari-hari ini iblis tetap berusaha memporak porandakaan keimanan kita dan capaian ampunan dari Allah (mengutip hadits rasul) insya Allah.
Dipenghujung acara ditutup doa kepada Allah yang dipimpin ipar kami Abdullah Fachri Munthe,S.Ag

Linangan air mata tak terasa bercucuran saling melepas rindu secara bergiliran rapi dan khidmat saling bersalaman meminta ijin maaf lahir bathin kepada orang tua kami, bapak dan unden (bibi) dipimpin oleh abang tertua syafrizal nst/hajjah, dan saya sendiri (kakak ketiga/mustafa kamal nst) sebagai pemandu acara berusaha menggiring demi ketertiban jalannya acara 

sebagai ahli bait kakak kedua Fatimah Syah Nst mengucapkan selamat datang kediaman beliau simpang mangga rantauprapat, luapan kegembiraan beliau tergambar dari bahasa dan linangan air mata bahagia yang merembes sembari menyuarakan suara cintanya kepada seluruh keluarga. 
 
Semoga kenangan ini tetap abad dan lestari dimasa mendatang. Dan apa yang dipertontonkan kepada anak-anak kita hari ini memperkaya nilai-nilai kebajikan mereka.

Silsilah dari garis ayah

KH MAHMUD NASUTION – MARYAM HARAHAP (atok/nenek)

IRFAN Nst alias sangkot                               CIKYAH nst                        Syamsul Bahri Nst,S.Pd.I
SYARIFAH                                                         IMRON HSB                       MAS

Anak

Syafrizal nst hajjah dalimunte                      Elfi Rahmadani                  Mariyatunnazmi nst– bambang
Fatimah syam nst- ishak nur hsb                  Kholillah                            Nil azmi farida nst - miskun
Mustafa kamal nst-zubaidah dalimunthe                                                 Ahmad taufik anshari nst
Khairiyah nst – abdullah fachri munte                                                     Nurhayana nst
Syawaluddin nst – khairunnisa ritonga                                                    Ahmad rasyid anshari nst                                            
Cucu
Muflih akromi Nst  (anak ke 1)                                                                 Ulya
Azzam Nst

Khairal asysyifa hsb (anak ke 2)                        Jannah                             Fathan
                                                                           Miftah
Lu’lu khairatun hisan Nst (anak ke 3)
Dhiyaul Haqqi Afandi Nst

Azkiya tamim munthe  (anak ke 4)
Muhammad daffa munthe

Alma izzati Nst  (anak ke 5)

Nb : akan diperbaiki kemudian kerena daftar nama belum sempurna
Sebagai ingatan dimasa mendatang