Kamis, 15 Agustus 2013

TAUSYIAH ADIK BUNGSU DI MOMENT ARISAN LEBARAN 1434 H


(SYAWALUDDIN NASUTION,S.Hi / PEGAWAI PENGADILAN AGAMA KABANJAHE SUMUT)


Syawaluddin Nst S.Hi
Insya allah yang akan kami tuliskan berikut ini adalah bahagian tausyiah agama sebagai upaya pencerahan bathin kaluarga besar dari ayahanda kami (Irfan Nasutian dan ibunda kami Syarifah Hsb) di sebuah arisan idul fitri 1434 H. Tausyiah tersebut disampaikan oleh adinda kami Syawaluddin Nasuton S.Hi, moga ilmu dan kajian yang diberikan memperkaya ilmu dan amal kita serta memperkokoh ikatan bathin keluarga kita amin.

Cukup luas yang beliau sajikan namun kami hanya mampu merangkum garis besar atau pokok pemaparannya,  berikut tausyiah beliau :

Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (Al-Hujurat: 10)
Alhamdulillah dalam susasana lebaran 1434 H ini keluarga ayahanda dapat berkumpul bersama, melepas kerinduan, dua saudaranya ijin Allah SWT dapat hadir, unden (sapaan akran buat adik perempuan ayah) yang jarang ketemu dimoment keluarga hari ini dapat berkumpul bersama dengan kita. Bapanda kami dari perlabian juga hadir. Semoga Allah menyayangi kita dan melimpahkan karunianya buat keluarga besar kita ini.

Yang juga kami hormati dan sayangi abang kakak serta adik-adik seluruh keponakan-keponakan yang kami sayangi dan cintai.

Allah dalam Alqur’an berfirman dalam QS  Innamal mu’minuuna ikhwatun Faashlihu baina akhowaikum wattaqullaha la’allakum turhamun” yang artinya : Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (Al-Hujurat: 10)

Kata ikhwah (persaudaraan) dalam ayat tersebut memiliki makna yang cukup luas, kita mengenal persaudaraan karena nasab atau keturunan, persaudaraan karena hubungan perkawinan dan persaudaraan karena ikatan akidah dan keimanan. Nah kata ikhwah (saudara) dalam ayat tersebut ini di idhofahkan disandarkan dengan kata mukmin (orang mukmin) berarti persaudara yang dimaksud ayat ini adalah persaudaraan yang mengikat hubungan keimanan diantara kaum muslimin
.
Kedekatan saudara sesama muslim itu bahkan lebih dekat dari saudara sekandung, coba kita lihat dalam pelajaran mawarits (ilmu waris) contoh seorang yang meninggal adalah muslim dan diantara ahli warisnya tak satupun yang seakidah dengannya atau non muslim, maka keluarga yang ditinggalkan sama sekali tidak mendapakan warisan dari orang muslim yang meninggal tersebut. Dan hartanya akan diserahkan kepada amil (tentunya adalah saudara semuslim).

Nah, Dalam pertemuan kita ini kita tidak hanya diikat oleh agama karena kita saudara seiman, tapi kita lebih dekat lagi sedarah sekandung, juga karena hubungan pernikahan. Seharusnya persaudaraan kita ini bisa lebih kita bangun demi mendekatkan kita sebagai saudara juga saling membangun akidah dan ibadah kita. Saling mengingatkan memperbaharui keimanan dan saling menasehati dalam ketaqwaan, karena hubungan nasab itu ibarat air karena bagaimanapun cincangnya akan tetap menyatu.

Harapannya keluarga kita kedepan semakin baik kualitas kekeluargaan serta keimanannya, doa kita semua kiranya kita mendapat rahmat seperti ujung dari pada ayat tersebut “la’allakum turhamun”

Etika yang kita bangun sebagai saudara yang ingin mendapat rahmat dari Allah dilanjutan ayat berkutnya (QS alhujarat : 12-13) dapat kita simak, kita sebagai seorang mukmin agar menghindarkan diri dari :

1.      Perilaku saling olok mengolok satu dengan yang lain. Karena perilaku itu justru menjadi bibit permusuhan dan akan saling menjauhkan. Karena boleh jadi mereka yang diolok-olok itu mulia disisi Allah dan si pengolok itu hina disisi Allah.
Saudara itu ibarat konstruksi tubuh yang diciptakan Allah, sakit satu bahagian seluruh tubuh turut merasakan. Tidak ada ruang untuk merendahkan apalagi mengolok berarti sebuah anggapan diri kita lebih baikdarinya. Dan itulah sifat iblis ketika Allah menyuruh sujud pada adam justru enggan karena ia merasa lebih baik dari adam dan mengabaikan perintah tuhannya
  1. Memanggil dengan gelar yang buruk, memberi panggilan/gelar yang sangat dibenci oleh saudara kita.
  2. Tidak berburuk sangka kepada saudaranya. menduga-duga sesuatu yang belum pasti kebenarannya manjadi peluang iblis untuk semakin menyesatkan prasangka kita sehingga Allah mengingatkan kita bahwa buruk sangka itu adalah dosa yang harus dihindari
  3. Mencari-cari kesalahan orang.
  4. Menggunjing

Dipenghujung ayat 13 Allah menjelaskan bahwa manusia diciptakan  dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikannya berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling kenal mengenal.
Kemudian pada akhirnya Allah menutupnya : Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu ialah orang yang paling bertaqwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

terlebih lagi kita baru saja selesai malakukan penempaan diri, pendewasaan nafsu dan kesadaran ilahiyah kita serta kesadaran kita sebagai hamba yakni bulan RAMADHAN yang mulia.  

Hendaknya kita tidak menjadikannya hanya sebagai mukaddimah saja, ketika dia berakhir, berlalu begitu saja tanpa pesan, hanya menjadikannya sebagai kesadaran musiman ibadah sesaat, saat dia datang alqur’an kita baca dan ketika ramadhan berlalu, alqur’an kita kembali berdebu tak pernah tersentuh. Demikian sajadah kita turunkan dari lipatannya selesai ramadhan dia kembali naik kesinggasananya, rapi dan berlipat licin kembali. Artinya hanya sesaat. Hendaknya kita tetap menjadikan hari-hari kita penuh semangat layaknya ramadhan dimana kita penuh penjagaan dan kewaspadaan didalamnya.

Kita takut ibadah-ibadah kita rusak kita dan kitapun berupaya menjaga keutuhan nilai dan pahalanya. Sehingga pandangan matapun kita tundukkan, kesewenangan nafsupun kita kendalikan. Kita berpayah-payah satu bulanan, semua demi kita lakukan dengan penuh kesadaran. Kita takut dengan apa yang pernah diwanti-wanti Rasulullah dalam haditsnya “berapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali lapar dan haus”
Dan begitulah hendaknya ketika usai ramadhan kita penuh penjagaan dan mawas diri khawatir terjebak kembali kekubangan yang menyangsarakan bathiniyah kita dan mengkerdilkan keimanan kita ditengah kepongahan dan keserakahan hawa nafsu kita. Semoga kita semua benar-benar kembali firi.

Nah kesempatan hadirnya ramadhan adalah bengkel resmi yang memperbaiki kualitas katakwaan kita kepada Allah dan akan terlihat hasilnya selepas bulan yang mulia ini.

Arisan ini terbentuk sebagai wadah untuk menjalin kedekatan emosional seluruh keluarga yang sangat memang membutuhkan waktu khusus untuk dapat bertemu karena jarak yang jauh, kesibukan yang padat serta kesemuanya hanya berharap pertolongan dan kasih sayang Allah. 

Semoga keluarga kita mendapat rahmat dan kasih sayang Allah swt. Amin ya robbal ‘alamin

Turut memberi nasehat ayahanda kami Syamsul Bahri Nasution, S.Pd.I yang dalam nasehatnya mengharapkan jalinan kasih sayang diantara adik kakak sepupu harus dibentuk sejak awal disamping saling mengenal bisa saling menasehati,  Arisan keluarga kita ini baru berumur dua tahun dalam pembentukan itu biasanya sulit, dan mempertahankannya jauh lebih sulit kata beliau.

Beliau juga berpesan kiranya kefitrahan yang kita raih ini bisa kita pertahankan dengan tidak melakukan perilaku poya-poya dan hura-hura, ingat hari-hari ini iblis tetap berusaha memporak porandakaan keimanan kita dan capaian ampunan dari Allah (mengutip hadits rasul) insya Allah.
Dipenghujung acara ditutup doa kepada Allah yang dipimpin ipar kami Abdullah Fachri Munthe,S.Ag

Linangan air mata tak terasa bercucuran saling melepas rindu secara bergiliran rapi dan khidmat saling bersalaman meminta ijin maaf lahir bathin kepada orang tua kami, bapak dan unden (bibi) dipimpin oleh abang tertua syafrizal nst/hajjah, dan saya sendiri (kakak ketiga/mustafa kamal nst) sebagai pemandu acara berusaha menggiring demi ketertiban jalannya acara 

sebagai ahli bait kakak kedua Fatimah Syah Nst mengucapkan selamat datang kediaman beliau simpang mangga rantauprapat, luapan kegembiraan beliau tergambar dari bahasa dan linangan air mata bahagia yang merembes sembari menyuarakan suara cintanya kepada seluruh keluarga. 
 
Semoga kenangan ini tetap abad dan lestari dimasa mendatang. Dan apa yang dipertontonkan kepada anak-anak kita hari ini memperkaya nilai-nilai kebajikan mereka.

Silsilah dari garis ayah

KH MAHMUD NASUTION – MARYAM HARAHAP (atok/nenek)

IRFAN Nst alias sangkot                               CIKYAH nst                        Syamsul Bahri Nst,S.Pd.I
SYARIFAH                                                         IMRON HSB                       MAS

Anak

Syafrizal nst hajjah dalimunte                      Elfi Rahmadani                  Mariyatunnazmi nst– bambang
Fatimah syam nst- ishak nur hsb                  Kholillah                            Nil azmi farida nst - miskun
Mustafa kamal nst-zubaidah dalimunthe                                                 Ahmad taufik anshari nst
Khairiyah nst – abdullah fachri munte                                                     Nurhayana nst
Syawaluddin nst – khairunnisa ritonga                                                    Ahmad rasyid anshari nst                                            
Cucu
Muflih akromi Nst  (anak ke 1)                                                                 Ulya
Azzam Nst

Khairal asysyifa hsb (anak ke 2)                        Jannah                             Fathan
                                                                           Miftah
Lu’lu khairatun hisan Nst (anak ke 3)
Dhiyaul Haqqi Afandi Nst

Azkiya tamim munthe  (anak ke 4)
Muhammad daffa munthe

Alma izzati Nst  (anak ke 5)

Nb : akan diperbaiki kemudian kerena daftar nama belum sempurna
Sebagai ingatan dimasa mendatang

              





Tidak ada komentar:

Posting Komentar