Kak Ratu anak tertua kami kini
telah duduk dibangku Sekolah Dasar, dia menetapkan pilihan untuk bersekolah di
Sekolah Dasar Islam Terpadu Robbani yang terletak tidak jauh dari tempat
tinggal kami. Kak ratu sangat menikmati
proses pembelajaran disekolah tersebut, kedekatan emosionalnya dengan guru
begitu bisa kami rasakan. Betapa sosok ibu guru dimatanya seolah kakak tertua
yang senantiasa penuh perhatian lembut dan penyayang. Kak ratu benar-benar
menjadikan gurunya sebagai role model di kesehariannya.
Sebagai Orang tua kami selalu menginginkan yang terbaik buat anak, urusan pengetahuan, sikap dan yang
terpenting adalah ibadah. Urusan ibadah adalah urusan yang begitu krusial dalam
kehidupan muslim, karena begitu pentingnya sehingga rasulullah menaganjurkan
kita sebagai orang tua muslim untuk menyuruh anak kita sholat ketika berumur tujuh
tahun dan apabila telah berumur 10 tahun boleh kita memukulnya dalam arti
mendidik dan membiasakannya.
Keinginan kami tersebut bagaikan
gayung bersambut, ketika bekal pengetahuan dasar tentang gerakan dan bacaan
sholat juga keserasiannya telah diperkenalkan sejak kak ratu bersekolah di RA
Banil Authon. Kini setelah di SDIT Robbani dia semakin mendapat bimbingan dari
gurunya hal itu menjadi spirit sehingga terasa lebih mantap untuk menjaga
sholatnya.
Catatan singkat ini adalah sebuah
testimoni orang tua tentang niat SDIT Robbani muwujudkan generasi mulia, juga
sebagai apresiasi ataskerja dan perhatian guru akan kualitas ibadah siswanya.
Pihak sekolah sejak awal telah
memberikan Buku Harian Sholat bagi setiap siswa tak terkecuali Kak Ratu. walau sempat
buku tersebut tidak terperhatikan ketika awal diberikan namun setelah
diingatkan guru baru kami teringat o iya ternyata kak ratu sudah beranjak
usianya. Karena menyadari kak ratu adalah anak yang selalu respek dan bersemangat
bila mendapat iming-iming dan sanjungan, umminya harus berulangkali
mengeluarkan stateman dan janji-jani mulai dari jajan, mukena baru dan lainnya.
ya barang kali begitulah kata hatinya saat ini. Ummi nya yang sabar selalu
mengingatkan dan menggairahkan semangatnya untuk sholat bila azan terdengar
sampai ditelinga.
Walau awalnya berat seiring waktu
akhirnya mulai menjadi terbiasa, dinamika selalu ada, apalagi kami mengerti
putri sulung kami ini sedikit manja,
keras dan kadang cengeng dan suka ngambekan, ujian datang dari teman-teman nya
ketika asyik bermain, disinalah letak peran kami sebagai orang tua mulai
dituntut, bagaimana menggerakkan hati anak untuk ibadah dan bermain tidak
terkendala. Kami teringat pasti pesan Buku Harian Sholat sudah disampaikan guru
disekolah, sehingga sesekali kami berusaha untuk mengingatkan pesan-pesan
religius dari ibu guru disekolah tentang buku sholat itu. Ketika memori
terlihat bekerja tentang wasiat gurunya dia bentang sajadah dan mengambil wudhu
dan bergegas untuk menunaikan ibadah sholatnya.
Sholat shubuh dan isya yang
sering manjadi kendala karena terbentur dengan jadwal tidur yang menggoda, tak
jarang harus dibujuk dan diangkat kekamar mandi untuk berwudhu, kini
pelan-pelan kak ratu mampu menyesuaikannya. Kami sadar sholat bagi anak-anak
memang belum ditetapkan sebagai standar perlakuan khusus (wajib), namun membiasakan
untuk melaksanakannya bersama orang tua sangat bagus. Sebagai orang tua kami
hanya bisa berharap dan berdoa kebiasaan ini bisa menjadi biasa kelak masa
baligh sampai padanya dan berkelanjutan. Kami meyakini Justru akan semakin sulit
rasanya bila ibadah pokok ini kurang dibiasakan.
Ketika kami berjarak karena
perjalan, aktifitas dan lainnya sehingga satu dua waktu sholat terlewatkan
tidak bersamanya, namun ketika kembali dan bertanya kakak sudah sholat nak? Dijawab
sudah yah/mi, Alhamdulillah terasa capek menghilang seketika.
Sebagai orang tua pemula yang masih
belajar cara yang efektif menanamkan kebiasaan ibadah dirumah menyadari harus
bekerjasama dengan guru disekolah, peran
guru disekolah tidak berhenti menyuarakan pentingnya sholat, dan tentunya ayah
ibu harus menyambung pesan mulia itu dirumah. Dan ternyata Buku Harian Sholat
cukup ampuh menggerakkan minatnya, kak ratu sepertinya terlihat bangga ketika
contrengan waktu demi waktu sholat terisi. Kami sadar ini butuh kedisiplinan
dan konsistensi agar otomatis bisa permanen dan berkelanjutan.
Buku wasiat “ Buku Harian sholat”
yang hanya diam tak pernah berbicara apalagi marah namun punya daya pengingat
yang luar biasa dibenak anak, saban hari buku itu dibuka dan di centang mulai
jorok dan kumal namun dia siap dikorbankan agar anak terbiasa untuk ibadah. Bahkan
mungkin bagi kita para orang tua juga bisa belajar dari hal sederhana ini,
tanpa harus malu kita sendiri bisa mengevaluasi diri kita dari catatan ibadah
kita sendiri, catatan sholat wajibkah, sunnahkah, amal ibadah lainnya kah? Tapi
seiring waktu kita yakin bisa bangkit dari ketertinggalan ibadah kita. Bukankah
sayyidina Ali pernah mengingatkan kita berhitung-hitungkan terhadap diri kita
sendiri (ibadah/amaliyah) sebelum sampai perhitungan yang sebenarnya (dihadapan
Allah).
Bagi guru-guru Kak Ratu kami
ucapkan terima kasih moga tetap sabar mengasuh anak kami di sekolah moga Allah
SWT mengganjar kebaikan ibu dengan sebaik-baik ganjaran dari Nya, juga mohon
doa ikhlashnya kelak kak Ratu bisa tumbuh menjadi Anak sholihah yang cerdas
berakhlak mulia sehingga kehadirannya bisa membawa kebaikan buat sesama dan
Agama ini amin.
Secara bertahap diusianya yang
masih dini kami masih berupaya menanamkan kebiasaan menjaga aurat dan berhijab,
dan kami yakin gurunya juga sudah menganjurkan bagaimana muslimah menjaga auratnya
mohon doa.
Perguruan Banil Autho Juga
memberlakukan pantuan sholat siswa lewat buku laporan siswa, Setelah melalui
analisa panjang ternyata Buku Laporan Kegiatan sholat siswa di MDA Banil Authon pun ternyata berdampak
positif terhadap peningkatan ibadah anak dirumah. Dan itu tentu besar pengaruh
dan peran orang tua dirumah yang tidak membiarkan begitu saja program-program
yang telah disusun muallim/ah,. Setiap akhir bulan evaluasi grafik nya
meningkat, Semoga mualim/ah MDA Banil Authon bisa sabar dalam menggenjot
intensitas sholat siswanya, walau harus berkorban memberikan reward walau kecil
namun ketika anak merasa dihargai mereka punya semangat untuk menjaganya. Insya
allah.
Semoga bermanfaat.
Mustafa kamal (Ka. YPI Banil Authon)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar