Jumat, 22 November 2013

Tinjauan Seorang Ayah : EFEKTIFITAS BUKU HARIAN SHOLAT TERHADAP MINAT SHOLAT ANAKNYA

Kak Ratu anak tertua kami kini telah duduk dibangku Sekolah Dasar, dia menetapkan pilihan untuk bersekolah di Sekolah Dasar Islam Terpadu Robbani yang terletak tidak jauh dari tempat tinggal kami. Kak  ratu sangat menikmati proses pembelajaran disekolah tersebut, kedekatan emosionalnya dengan guru begitu bisa kami rasakan. Betapa sosok ibu guru dimatanya seolah kakak tertua yang senantiasa penuh perhatian lembut dan penyayang. Kak ratu benar-benar menjadikan gurunya sebagai role model di kesehariannya.

Sebagai Orang tua kami selalu menginginkan yang terbaik buat anak, urusan pengetahuan, sikap dan yang terpenting adalah ibadah. Urusan ibadah adalah urusan yang begitu krusial dalam kehidupan muslim, karena begitu pentingnya sehingga rasulullah menaganjurkan kita sebagai orang tua muslim untuk  menyuruh anak kita sholat ketika berumur tujuh tahun dan apabila telah berumur 10 tahun boleh kita memukulnya dalam arti mendidik dan membiasakannya.

Keinginan kami tersebut bagaikan gayung bersambut, ketika bekal pengetahuan dasar tentang gerakan dan bacaan sholat juga keserasiannya telah diperkenalkan sejak kak ratu bersekolah di RA Banil Authon. Kini setelah di SDIT Robbani dia semakin mendapat bimbingan dari gurunya hal itu menjadi spirit sehingga terasa lebih mantap untuk menjaga sholatnya.

Catatan singkat ini adalah sebuah testimoni orang tua tentang niat SDIT Robbani muwujudkan generasi mulia, juga sebagai apresiasi ataskerja dan perhatian guru akan kualitas ibadah siswanya. 

Pihak sekolah sejak awal telah memberikan Buku Harian Sholat bagi setiap siswa tak terkecuali Kak Ratu. walau sempat buku tersebut tidak terperhatikan ketika awal diberikan namun setelah diingatkan guru baru kami teringat o iya ternyata kak ratu sudah beranjak usianya. Karena menyadari kak ratu adalah anak yang selalu respek dan bersemangat bila mendapat iming-iming dan sanjungan, umminya harus berulangkali mengeluarkan stateman dan janji-jani mulai dari jajan, mukena baru dan lainnya. ya barang kali begitulah kata hatinya saat ini. Ummi nya yang sabar selalu mengingatkan dan menggairahkan semangatnya untuk sholat bila azan terdengar sampai ditelinga. 

Walau awalnya berat seiring waktu akhirnya mulai menjadi terbiasa, dinamika selalu ada, apalagi kami mengerti putri sulung kami ini  sedikit manja, keras dan kadang cengeng dan suka ngambekan, ujian datang dari teman-teman nya ketika asyik bermain, disinalah letak peran kami sebagai orang tua mulai dituntut, bagaimana menggerakkan hati anak untuk ibadah dan bermain tidak terkendala. Kami teringat pasti pesan Buku Harian Sholat sudah disampaikan guru disekolah, sehingga sesekali kami berusaha untuk mengingatkan pesan-pesan religius dari ibu guru disekolah tentang buku sholat itu. Ketika memori terlihat bekerja tentang wasiat gurunya dia bentang sajadah dan mengambil wudhu dan bergegas untuk menunaikan ibadah sholatnya.

Sholat shubuh dan isya yang sering manjadi kendala karena terbentur dengan jadwal tidur yang menggoda, tak jarang harus dibujuk dan diangkat kekamar mandi untuk berwudhu, kini pelan-pelan kak ratu mampu menyesuaikannya. Kami sadar sholat bagi anak-anak memang belum ditetapkan sebagai standar perlakuan khusus (wajib), namun membiasakan untuk melaksanakannya bersama orang tua sangat bagus. Sebagai orang tua kami hanya bisa berharap dan berdoa kebiasaan ini bisa menjadi biasa kelak masa baligh sampai padanya dan berkelanjutan. Kami meyakini Justru akan semakin sulit rasanya bila ibadah pokok ini kurang dibiasakan.

Ketika kami berjarak karena perjalan, aktifitas dan lainnya sehingga satu dua waktu sholat terlewatkan tidak bersamanya, namun ketika kembali dan bertanya kakak sudah sholat nak? Dijawab sudah yah/mi, Alhamdulillah terasa capek menghilang seketika.

Sebagai orang tua pemula yang masih belajar cara yang efektif menanamkan kebiasaan ibadah dirumah menyadari harus bekerjasama dengan guru  disekolah, peran guru disekolah tidak berhenti menyuarakan pentingnya sholat, dan tentunya ayah ibu harus menyambung pesan mulia itu dirumah. Dan ternyata Buku Harian Sholat cukup ampuh menggerakkan minatnya, kak ratu sepertinya terlihat bangga ketika contrengan waktu demi waktu sholat terisi. Kami sadar ini butuh kedisiplinan dan konsistensi agar otomatis bisa permanen dan berkelanjutan.

Buku wasiat “ Buku Harian sholat” yang hanya diam tak pernah berbicara apalagi marah namun punya daya pengingat yang luar biasa dibenak anak, saban hari buku itu dibuka dan di centang mulai jorok dan kumal namun dia siap dikorbankan agar anak terbiasa untuk ibadah. Bahkan mungkin bagi kita para orang tua juga bisa belajar dari hal sederhana ini, tanpa harus malu kita sendiri bisa mengevaluasi diri kita dari catatan ibadah kita sendiri, catatan sholat wajibkah, sunnahkah, amal ibadah lainnya kah? Tapi seiring waktu kita yakin bisa bangkit dari ketertinggalan ibadah kita. Bukankah sayyidina Ali pernah mengingatkan kita berhitung-hitungkan terhadap diri kita sendiri (ibadah/amaliyah) sebelum sampai perhitungan yang sebenarnya (dihadapan Allah). 

Bagi guru-guru Kak Ratu kami ucapkan terima kasih moga tetap sabar mengasuh anak kami di sekolah moga Allah SWT mengganjar kebaikan ibu dengan sebaik-baik ganjaran dari Nya, juga mohon doa ikhlashnya kelak kak Ratu bisa tumbuh menjadi Anak sholihah yang cerdas berakhlak mulia sehingga kehadirannya bisa membawa kebaikan buat sesama dan Agama ini amin.

Secara bertahap diusianya yang masih dini kami masih berupaya menanamkan kebiasaan menjaga aurat dan berhijab, dan kami yakin gurunya juga sudah menganjurkan bagaimana muslimah menjaga auratnya mohon doa.

Perguruan Banil Autho Juga memberlakukan pantuan sholat siswa lewat buku laporan siswa, Setelah melalui analisa panjang ternyata Buku Laporan Kegiatan sholat siswa di MDA Banil Authon pun ternyata berdampak positif terhadap peningkatan ibadah anak dirumah. Dan itu tentu besar pengaruh dan peran orang tua dirumah yang tidak membiarkan begitu saja program-program yang telah disusun muallim/ah,. Setiap akhir bulan evaluasi grafik nya meningkat, Semoga mualim/ah MDA Banil Authon bisa sabar dalam menggenjot intensitas sholat siswanya, walau harus berkorban memberikan reward walau kecil namun ketika anak merasa dihargai mereka punya semangat untuk menjaganya. Insya allah. 

Semoga bermanfaat.
Mustafa kamal (Ka. YPI Banil Authon)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar