Selasa, 23 Agustus 2016

MENJADI GURU HEBAT DAN DAHSYAT



MENGAJAR DENGAN KEKUATAN CINTA
(Internalisasi nilai surah Al fatihah dalam keseharian guru)
oleh : Mustafa Kamal Nasution

A.    Pendahuluan

“ Wahai orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat yang kasar dan keras yang tidak durhaa kepada Allah terhadap apa yang dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS Attahrim ; 6)”

Pada awalnya  mengurus, mendidik, memelihara dan mengasuh anak merupakan tugas utama orang tua, hal tersebut dapat kita lihat pada firman Allah SWT QS Attahrim ayat 6 diatas . Anak adalah bagian dari keluarga, keberhasilan dan kesuksesan anak tentu menjadi tanggung jawab utama dari ayah dan ibunya. Namun perkembangan zaman, kemajuan teknologi serta kebutuhan hidup yang semakin komplek yang menuntut anak agar dapat berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Dari perkembangan itu tentunya sangat tidak mungkin orang tua sendiri mampu memenuhi kebutuhan pengetahuan anak dengan tuntutan kerja, keterampilan dan keahlian tertentu dimana orang tua tidak punya bakat dan kemampuan seperti yang dibutuhkan anak pada masa depannya. Oleh karena itu sebagian peran tanggung jawab orang tua dibagi kepada guru sebagai perpanjangan tangannya mengasuh dan mendidik anaknya untuk menyahuti tuntutan perkembangan zaman. Oleh karena itu fungsi sekolah dan tugas guru dalam masyarakat modern semakin penting.
Dalam pendidikan Islam pendidikan bertujuan menghantarkan peserta didik menjadi insan kamil, sosok yang memiliki kecakapan jasmani dan rohani yang menyadari fungsi penciptaannya sebagai abdullah dan khalifatullah, yang menyelaraskan pencapaian kebahagiaan hidup dunia dan akhirat, yang memberi kontribusi kebermaknaan hidup bukan hanya bagi dirinya juga bagi masyarakatnya, yang dipandang sebagai sebuah konsep pendidikan yang universal.
Kerena melihat begitu sempuna nya tujuan pendidikan Islam itu maka seorang guru punya tanggung jawab besar untuk bisa menghantar peserta didik kearah pencapaian tujuan pendidikan itu. Kelangsungan pendidikan dan pengajaran merupakan faktor penentu, sebab kegiatan itu memiliki peran penting dalam pembinaan perkembangan jasmani dan rohani manusia. Sejalan dengan kedudukan manusia sebagai makhluk yang paling mulia Maka pekerjaan mendidik dan mengajar adalah kegiatan menyempurnakan dan mensucikan hati manusia serta membimbingnya kearah pendekatan diri kepada Allah SWT. Sehingga kegiatan mengajar merupakan kegiatan mulia  yang merupakan ibadah kepada Allah SWT. Dan sekaligus melaksanakan fungsi pendidik itu sendiri sebagai khalifatullah dimuka bumi.
Dinamika perkembangan zaman dan peradaban umat manusia dari waktu kewaktu membawa dampak terhadap pola hidup cara pandang dan perilaku hidup yang melahirkan budaya. Budaya yang terlihat akhir-akhir ini cendrung mengalami degradasi nilai dan moral. Ternyata proses pendidikan yang hanya mengutamakan aspek kognitif saja hanya mampu melahirkan karya umat manusia yang monumental, namun kekosongan nilai spiritual justru membawa dampak ketergerusan sendi-sendi kehidupan moral manusia. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang seharusnya membawa kemaslahatan justru membuat manusia yang hidup berdampingan justru hati semakin berjauhan.
Penomena sosial masyarakat bisa kita lihat, narkoba kejahatan seksual yang sampai pada titik nadir pedofilia yang merajalela, perjudian perzinahan, perampokan, begal, kecurangan, aniaya dan kesewenangan hampir setiap saat mengisi pemberitaan media massa, dan hampir setiap janjang usia, mulai dari anak, remaja, ayah memperkosa anak, istri membunuh suami,istri tidak patuh suami, bahkan sampai aki-aki turut terlibat dalam perilaku hidup salah. Disekolah bisa dilihat maraknya tawuran antar pelajar, penganiayaan oleh seniornya, pacaran dan pergaulan bebas tanpa batas dan banyak lagi yang lainnya Dan ini adalah fakta yang tanpa keseriusan akan berdampak pada rusaknya kehidupan generasi, dan kelak itu adalah fakta yang akan dihadapi anak-anak kita. Apakah teknologi yang kurang? tentu tidak. Permasalahan yang tentunya bisa kita tebak bersama adalah tidak melekatnya nilai spiritual, tauhid dan akhlak pada diri manusia sebagai pembelajar. Pendidikan spiritual dan akhlak karimah menjadi krusial dalam setiap proses pembelajaran disekolah.
Oleh karena itu, harapan perobahan mindset dan perobahan gaya hidup yang baik bisa kita bangun dari dunia pendidikan. Dan itu dimulai disekolah, dirumah dan dimasyarakat secara konprehensip.dalam hal ini guru memiliki peran strategis sebagai agent of change perobah mental peserta didik. Guru merupakan faktor utama keberhasilan belajar siswa disekolah, guru juga sebagai inspirator yang bisa membawa siswa tetap dalam keterjagaan semangat, sehingga dapat merangsang siswa untuk bergairah dalam belajar. Sejalan dengan itu pula, kita hidup dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang didalamnya juga diatur tata kelola pendidikan, Guru harus menyadari bahwa perobahan kurikulum saat ini telah bertitik tolak pada aspek pendidikan nilai atau pendidikan karakter yang dibangun pada diri siswa meliputi : olah hati, olah pikir, olah raga dan olah rasa/karsa yang tampak dalam tema pembangunan bangsa “ membangun generasi yang jujur, cerdas, tangguh dan peduli (jurdastangli) konfigurasi dari 4 olah diatas.
Tentunya pekerjaan ini merupakan pekerjaan bersama orang tua, guru, kepala sekolah, komite, masyarakat dan siswa. Karena tujuan itu akan berhasil bila semua komponen saling memberi kontribusi didalamnya namun sebagi pendidik sebagai salah satu unsur sangat penting memahami fungsi dan perannya yang besar dan menjadi penghubung disemua unsur-unsur yang terlibat.
Urgensi pembahasan dalam tulisan sederhana ini dilakukan dalam upaya menggali khazanah ilmu pengetahuan khsususnya yang berkaitan dengan pendidik, yang diharapkan mampu membawa pemikiran baru dalam melihat eksistensi guru dalam kontek kekinian dan keIslaman. Sehingga dalam pembahasan akan kita akan mengulas tentang :    Esensi pendidik,  Langkah menjadi guru hebat dan dahsyat, serta       Mendidik dengan cinta
Dalam tulisan ini penulis mencoba mengggugah spirit dan semangat guru karena motivasi adalah bagian penting yang tak terpisahkan dari bagian-bagian yang lain yang berkaitan dengan kompetensi pendidik seperti kompetensi pedagogik,kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi profesional.

B.     Guru Juga Manusia
Mengajar bukanlah pekerjaan yang punya proritas pangkat atau, karena guru bukanlah sebuah jabatan. Karena tugas guru terlalu mulia bila dibandingkan dengan jabatan apapun, seorang bupati akan bercerita tentang siapa gurunya, seorang gubernur akan ingat siapa guru yang telah menginspirasinya hingga bisa menjadi seorang yang bisa diamanahi jabatan. Seorang ulama kiyai sekalipun tidak akan pernah melupakan siapa yang telah mendidiknya. Begitu juga profesi lainnya seniman, pengusaha, birokrat dan apapun tetap akan mengatakan ada guru yang telah menghantarnya. Jadi mengajar dan dalam hal ini adalah pekerjaan seorang guru terlalu amat jauh bila kita sandingkan dengan jabatan apalagi popularitas. Sematan pahlawan tanpa tanda jasa dalam hemat penulis adalah sebuah ungkapan yang kehabisan kata untuk keutamaan profesi mulia ini.
Namun bagaimanapun sosok guru adalah manusia biasa yang punya cela nista, kelemahan dan keterbatasan. Dia adalah makhluk yang tidak lepas dari kekurangan. Dia punya tantangan hebat, memenuhi kebutuhan keluarga, ada beberapa nyawa yang bergantung padanya, istri, anak dan orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya. Dia harus berhasil menghantarkan mereka semua yang ia cinta kelak menjadi manusia hebat dan punya masa depan, Dia juga hidup sebagai makhluk sosial yang harus bergaul dengan banyak orang. Dia juga ingin hidup layak, punya problem, punya kesulitan hidup, punya mimpi dan cita-cita. Disamping itu pula ia sebagai hamba yang tau diri juga harus menghamba pada Tuhannya. Dengan segala dinamikanya dia harus membagi dirinya, waktunya, pikirannya serta hatinya juga buat anak didiknya.
Disekolah tempat dia mengajar bertemu dengan rekan kerja yang sama-sama manusia juga punya kehidupan sama dengan dia dengan latar belakang yang berbeda, kadang berselisih pandangan, tak jarang terjadi gesekan pergaulan, tuntutan administrasi yang banyak mulai dari rencana pembelajaran hingga penilaian, tuntutan penggunaan teknologi,  Kepala sekolah yang banyak menuntut, regulasi yang terasa berbelit, orang tua siswa yang banyak berharap. Hingga pihak luar yang juga kadang ikut usil. Menambah ramai dinamika kehidupan guru. Sehingga kadang muncul kejenuhan, malas, ngomel, berontak, membangun kelompok diskusi yang salah arah menyimpang dari konsep pendidikan. Sehingga terkadang sering area yang harus nya dipenuhi dengan perbincangan ilmu berobah menjadi area pasar, area pameran, area infoteinmen, area konsultasi curahan hati, area politik dan lain sebagainya.
Guru yang dengan segala ragam pernak-pernik kehidupannya punya ragam emosi pula yang tampil dalam keseharianya, ada yang cuek, egois, mau menang sendiri, susah diatur, mau mengatur, apatis tidak mau belajar, terlambat, kehilangan semangat, merasa tidak betah disekolah, pemarah  dan lain sebagainya. Namun masih banyak juga yang punya semangat, kreatif, inovatif, pandai beradaptasi serta hal positif lainnya. Inilah dinamika guru hendaknya sebagai sosok panutan harus menyadari ketika semangat memuncak kita jaga dan ketika terbentur dengan situasi yang tidak menentramkan bathin kita bisa tetap stabil. Dan kita akan mencoba membahasnya pada beberapa paragraf kedepan dalam tulisan ini.

C.    Dan Siapakah Guru Itu
Pendidik dalam berbagai tempat dan kesempatan memiliki banyak sebutan, ada yang memanggil guru, dosen, ustadz, kiyai, muallim, mursyid, instruktur dan lainnya. dan tentunya guru itu adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perkambangan peserta didik, potensi perkembangan kognitif, afektif dan psikomotornya dan dalam hal ini pendidik muslim tentunya mengarahkan siswanya sesuai dengan nilai-nilai ajaran agama Islam. Yang tentunya seorang guru itu dituntut punya kompetensi yang ideal sebagai pendidik yakni memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.
Guru harus memiliki keterampilan mengajar dan mentransfer ilmu. Secara pribadi dia punya kepribadian yang baik dan menonjol cerdas, teliti, sabar, amanah, baik bertutur kata, bijaksana dan lain sebagainya. Secara sosial guru adalah bagian dari masyarakat baik dilingkungannya maupun disekolah jadi guru harus pandai berkomunikasi, bergaul, tata krama dan kesopanan, peduli dan berbagi serta punya sikap keteladanan. Serta profesional dalam tugas, mulai dari merencanakan pembelajaran, melaksanakan hingga mengevalusia secara sistemaris, tertib dan prosedural. Menguasai materi, Mengerti metode dan cara menyampaikan materi, tau karakteristik siswa sehingga mampu melakukan pendekatan pembelajaran yang baik.

D.    Maukah kita menjadi Guru Hebat dan Dahsyat
Banyak hal dalam hidup ini yang bisa kita jadikan Ibrah palajaran untuk diamalkan yang bisa kita jadikan pedoman dalam kehidupan kita. Masalahnya hari ini adalah banyak hal yang kita tau tapi kita tak mau mengamalkan, ada juga yang tak mau tau, banyak hal yang nyata-nyata jadi didepan mata tapi kita tidak tau bagaimana memfungsikannya, dan yang menjadi masalah terbesar bagi kita adalah kita merasa sudah cukup sehingga berhenti dan tak mau bergerak lagi, karena kemalasan dan kebodohan kita dan pasti kita (baca:guru) akan menjadi mayat hidup bergerak tapi tak punya arti.
Dalam hidup ini semangat adalah kunci keberhasilan, dibanyak kesempatan kita sering menyaksikan orang yang dengan keterbatasannya bisa melakukan banyak hal, apa yang membuat mereka bisa melahirkan karya-karya yang mengagumkan dan luar biasa. Setelah ditelusuri ternyata mereka punya semangat baja. Keterbatasan fisik tidak membuat mereka putus asa, keterbatasan yang mereka miliki dihjadikan sebagai kekuatan untuk mengembangkan potensi lain yang ada didirinya. Bukan tanpa rintangan, bukan semudah yang kita bayangakan tapi semangat untuk melahirkan karya membuat mereka berjaya.
Profesi guru adalah pekerjaan yang sangat mulia dalam pandangan Islam, hal ini wajar mengingat pendidik merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap masa depan peserta didik. bahkan Rasulullah menegaskan bahwa salah satu diantara tiga macam amal perbuatan yang tidak akan pernah hilang meskipun seseorang telah meninggal adalah ilmu yang bermanfaat yang diajarkan kepada orang lain. Pahala orang yang ikhlas dalam menyampaikan ilmunya akan terus mengalir terus selama muridnya mengamalkannya.
Guru yang mulia akan mendapatkan tempat yang mulia dihati siswa dihati masyarakat, dihati teman-teman terlebih mulia dimata sang Pencipta. Guru yang hebat akan mampu menhantarkan anak-anak yang kelak menjadi pemimpin dan orang-orang hebat, guru yang dahsyat punya dorongan walau lembut tapi berkesan dan mendalam dan pada akhirnya syurga menantinya dan itulah semulia-mulia tujuan

E.     Memetik Makna Sural Alfatihah Sebagai Motivasi Mengajar
Dalam menjaga semangat ini kita akan melihat sedikit penomena surah Alfatihah yang senantiasa kita dengar dan lantunkan. Yang didalamnya punya pesan Ilahiah yang mendalam, namun penulis adalah makhluk dhoif yang punya keterbatasan namun ingin mengkaji karena melihat ada spirit mendalam didalam kandungan surah Alfatihah.
Dalam keseharian Al fatihah kita baca 5 waktu sehari semalam, dibaca dan tidak boleh tinggal ketika kita sholat, berkumandang diseluruh dunia setiap saat ketika umat muslim sholat, ia dibaca berulang-ulang, ia ada didepan mushaf Alquran dan disebut ummul Quran, ada yang kenduri ia dibaca, ada yang meninggal ia dibaca dalam pertemuan-pertemuan ia juga sering dibaca.
Ayat demi ayat memberi pesan mendalam yang bila dihayati akan mampu melahirkan kedahsyatan dalam kontek pendidikan. Sebagai guru kita bisa menterjemahkant dan mewujudkannya dalam aktifitas keseharian tugas yang kita emban, problematika yang menggunung yang kita hadapi insya allah akan terasa ringan bila kita mampu membawa pesan Alfatihah ini dalam tugas mulia kita. Dari guru yang hebat tentu akan melahirkan anak didik yang hebat yang tentunya darinya akan lahir generasi yang kelak diharapkan mampu memimpin dunia ini kedepan. Kita mau sejarah kejayaan Islam berulang ditangan anak-anak kita
Inspirasi apa yang bisa kita (baca :guru) ambil dari butiran hikmat ayat Alfatihah yang terdiri dari tujuh ayat tersebut untuk kita bawa dalam bertugas :

1.      Berangkatlah dengan niat yang benar
Bismillahirrahmanirrahim dengan nama allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Ayat pertama dari surah Alfatihah. Ini adalah signal pertama dan utama, karena pekerjaan akan menjadi sia-sia bila kita tidak menyertakan Allah dalam tugas kita. Ketika kita bismillah dengan benar dari hati merasakan kehadiran Tuhan dalam kerja kita. Kita akan menemukan kekuatan karena dia yang tahu kehidupan kita, Anak kita tinggal, kita berpisah dengan suami, kita tidak tahu apa yang akan terjadi dengan kehidupan kita dan keluarga kita selanjutnya. Bila hati tenang merasakan kehadiran Allah dalam memdampingi tugas kita, kita tidak takut dengan kepala sekolah, tidak mencari popularitas, tidak menunjukkan kelebihan diatara yang lain. Memandang teman adalah rekan yang sama-sama mencari keridhoan Tuhan dalam tugas.
Ketika kita mempersembahkan hidup mati serta usaha kita padanya maka kita dapat banyak hal, tugas terlaksana dan kita dapat pahala. Langkahkanlah kaki keluar dari pintu rumah memang untuk Allah, Bukankah hidup ini milikNya dan kembali juga padaNya.
Dengan peserta didik juga ketika akan memulai sesuatu kita akan dekatkan dia dengan tujuan belajarnya dan menghadirkan keagungan Allah dalam proses pembelajaran, pendekatan robbani yang dilakukan akan menyentakkan hati anak untuk tidak jauh dari Tuhannya. Terpatrinya Bismillah dalam hati adalah inplementasi dari nilai-nilai ketauhidan. Bukankan orang yang menjadikan selain Allah tujuan dia dalam bekerja itu tidak terjebak dalam tauhid yang salah?
Dalam pergaulan, hati yang hidup dan diisi dengan kehadiran Tuhan akan menjaga lidah dari hal yang tidak bermakna, mengingatkan teman untuk tetap dalam kebenaran. Segala sesuatu yang tidak dimulai dengan bismillah maka pekerjaan itu akan tertolak dan menjadi tidak bermakna dipandangan Allah SWT.
Saat ini bahasa niat sering dipakai dengan Visi misi, karena niat merupakan rencana. Dalam kerja guru haruspunya visi dan tujuan yang benar, dari rumah telah mempersiapkan diri untuk mengajar, mengajarkan materi apa, dan bagaimana caranya apa bahannya dan lain sebagainya  

2.      Mengajarlah dengan penuh kesyukuran
Alhamdulillahi Robbil alamin. Segala puji hanya bagi alalah Tuhan semesta alam, bersyukurlah diberi profesi guru oleh Allah berarti peluang mendapat limpahan pahala yang mengalir terus ada didepan mata. Orang yang bersyukur akan membawanya ikhlash dalam tugas.
Mengaflikasikan nilai kesyukuran dalam tugas akan memandang pekerjaannnya dengan cinta, ia baca nikmat Aallah yang banyak atas dirinya sehingga dia punya semangat tinggi untuk menggunakan akal lidah tenaga waktu  untuk bekerja sehingga dengan itu ia menyusun rencana kerja yang baik pula. Ia memandang kelebihan orang lain bahagian dari kesyukurannya, kelebihan orang lain, nikmat pada orang lain, karya orang lain hakikatnya adalah nikmat Allah bagi dirinya juga karena dia bisa berbagi dan menikmati nikmat dan kelebihan orang lain. Ia menyadari merasa hebat sendiri dan tidak mengakui kemampuan orang lain adalah orang yang berjiwa kerdil.
Orang yang terbentuk kesyukuran yang mendalam akan pula memiliki kesabaran yang lebih handal, menghadapi siswa yang beraneka ragam gaya kalau bukan kerana sabar akan menjengkelkan, dari syukurnya akan tersungging senyum yang membawa kedamaian orang yang memandang, kata-kata penuh dengan kelembuatan akan terlihat pada bibir yang senantiasa dipenuhi rasa syukur. Tentu akan terlihat lebih sabar lagi karena kehebatan mukmin itu kata rasul adalah ada nikmat dia bersyukur dan ada cobaan dia sabar.

3.      Mengajarlah Dengan Kekuatan Cinta
Arrahmanirrahim, maha pengasih dan maha penyayang. Ini adalah kekuatan cinta. Kita hidup dengan cinta dan kasih sayang Allah. Dengan kedurhakaan kita Allah tetap melayani kehidupan dengan segala kebutuhan kita. Kita yang tetap dalam penjagaannya kendati kita tetap melalaikannya. Kita tidur di jaga nya, diberi keluarga yang baik, anak istri suami yang baik yang mengerti kita. Kita senantiasa diberi kecukupan hidup walau kita merasa genting. Kita hitung-hitung pengeluaran kita jauh lebih besar dari pemasukan tapi Allah mencukupkannya bukankah itu semua karena kasih dan sayangnya. Bukankah Allah maha kuasa meluluh lantakkan kita karena dosa dan kesalahan kita? Tapi tidak serta merta, dia buka pintu taubat untuk menunggu kesadaran kita, dan tentu nya semua itu dengan cinta dan kasih sayangNya
Arrahman Dan Arrahim adalah nama yang paling mulia kasih dan sayangnya meliputi semua sifat-sifat Nya.
Orang yang hatinya dipenuhi cinta akan memandang semua menjadi indah, ia pandang siswa, siswa menjadi bunga yang indah, sekolah menjadi indah dipandangannya kesibukan menjadi irama yang indah yang dinikmatinya.
Siswa yang dipandang dengan cinta kasih sayang akan merasa nyaman, mereka akan merasakan guru sebagai sosok ayah atau ibu sendiri yang mereka damai dan nyaman bersamanya, mengayomi mendidik, memasehati, memberi solusi, merasakan anak sendiri, marahnya diredam oleh cintanya pada siswanya. Ia menganggap siswanya adalah manusia yang butuh belaian, butuh apresiasi, pujian, butuh merasa dianggap ada, didengar dan diakui keberadaannya, dia masuk dari sisi sisi kemanusiaan siswa, dekat dan tidak berjarak. Bukankah batu yang keras juga akan lekung karena tetesan air? Hati yang diisi dengan cinta akan mengalahkan emosi-omosi yang ada. Mudah memberi kemaafan kepada siswa dan kepada siapapun karena hati yang dihiasi cinta Ilahi akan bersinar dan mudah melupakan (easy going).
Dalam bekerja kita perlu menjaga pikiran agar senantiasa berfikir fositif karena pikiran positif akan membawa energi dahsyat dalam pekerjaan kita, Allah seperti apa prasangka hambanya, kalau kita senatiasa berfikir Allah pengasih dan penyayang maka kita akan memunculkan sikap cinta kasih kepada siapapun dan dimanapun. Dan akan disinilah letak kedahsyatan itu kehadiran cinta Allah dalam hati kita mengalahkan prasangka-prasangka yang tidak baik. Akan sangat berbahaya seorang guru membawa alam pikiran negatifnya kedalam proses pembelajaran akan menjadi beban, akan menjadi penghalang dan penghambat pekerjaannya juga kemajuan siswa. Berfikirlah positif walau ada hal negatif yang terlihat kita hendak mengalahkan unsur negatif dengan kekuatan positif yang kita miliki dan itulah kekuatan cinta.

4.      Akhirat Tujuan Utama
Sebagai orang beragama yang meyakini adanya hari akhirat, hari pembalasan dan perhitungan amal kebajikan. Islam dalam alquran menggambarkan kehidupan akhirat adalah kehidupan abadi yang diraih lewat perjuangan hidup didunia. Disana manusia akan menerima seluruh balasan atas apa yang dikerjakannya didunia.
Guru melampaui sebagain besar waktunya disekolah, berarti dia juga telah merintis jalan hidupnya diakherat kelak juga melalui pintu sekolah. Akan sangat menyesal yang berkepanjanganlah seorang guru bila hal itu tidak disadarinya. Memandang akhirat menjadi tujuan pasti akan menjadikan tugas-tugas itu adalah sebagian jalan dari jalan-jalan menuju syurga.
Guru yang berorientasi akhirat akan menjaga tugasnya agar bernilai ibadah takut menyalah gunakan fungsi guru, menjadikan diri lebih amanah dalam melaksanakan tugas karena amanah itu kelak akan ditanya, waktunya yang maksimal buat siswa akan menjadi pahala baginya, pelayanan yang baik untuk siswa menjadi pahala baginya, lambat laun karena terbiasa memantapkan diri dalam pandangan Allah untuk mempersiapkan bekal kehidupan yang maha panjang akan terbentuk sifat-sifat ketakwaan penuh kewaspadaan dan tanggung jawab tinggi dalam tugas. Kehidupannya yang sesaat menentukan masa depan panjangnya diakhirat. Guru adalah manusia cerdas, sudah seharusnya Orang yang cerdas mempersiapkan masa depannya. Orang yang cerdas pasti tahu bahwa kehidupan akhirat itu jauh lebih mulia dan kekal dari pada kehidupan dunia.

5.      Pandang pekerjaan itu ibadah dan meminta lah walau berderai air mata
Menyembah kepada Allah adalah tuntutan, tak jarangmanusia memandang ibadah hanya sholat puasa zakat haji sedekah dan lainnya, melupakan bahwa mengajar itu juga adalah ibadah, sepanjang pekerjaan itu diniatkan ibadah. Ibadah adalah wujud kepaTuhan dan ketaan kepada penciptanya. Ibarat seorang pelayan asti akan bekerja bagaimana aturan dan yang disenangi tuannya. Begitupun guru bekerja dan mengabdi kepada kepala sekolah akan mengecewakan, karena kepala sekolah itu punya keterbatasan, tidak semua yang diinginkan guru bisa dipenuhinya. Tapi bekerja karena mengabdi kepada Allah akan membawa kedamaian, mengabdi dan bekerja kepada Allah maka allah akan mengarngkat derajat dan martabat kita, dan akan mendapat pahala dan bernilai kebajikan, pahala dan kebajikan itulah yang kelak akan dinilai menghantarkan guru mudah menjalani kehidupan akhirat tentunya juga dengan kasih sayang Allah.
Orang yang sombong adalah orang yang tak mau lagi berdoa kepada Allah, membatasi diri untuk berdoa dan munajat. Dan Allah membenci orang yang sombang dan membanggakan diri. Berdoalah dikala lapang dan susah karena orang yang berdoa adalah orang yang mencintai Tuhannya. Karena orang yang mencintai pasti mengharapkan perhatian dari yang dicintainya.
Kita lemah, terbentur dengan banyak masalah, kebutuhan hidup, siswa yang bandal dan nakal, fitnah dan cobaan, luangkanlah banyak waktu untuk meminta kepada Allah bukankan orang yang berpasrah dalam pintanya amat dicintai Tuhannya. Merendahlah, menyerahlah dengan kemaha kuasaan Allah meleburlah dalam ketidak berdayaan dalam gengggaman Tuhan, sebanyak apapun masalah coba bawa serahkan kepada Sang pemecah masalah. Selama ini kita selalu mengatakan masalah kita besar, pelik dan susah. Tapi kita sering lupa bahwa Allah itu maha besar dan maha mengeluarkan kita dari kesulitan. Bawa pekerjaan kita dalam doa, bawa siswa kita dalam doa mintalah terus pengawalan Tuhan dalam ketawakkalan dan kepasrahan hanya padaNya. Bukankah kita serba dalam keterbatasan yang tidak berdaya kalau bukan karena Kehendak dan kekuasaanNya. Yakinalah Allah tidak pernah salah alamat membei rezeki dan kemulian hidup bagi manusia. Ketika cinta telah dipenuhi cinta kepada sang pencipta. Maka kedekatan itu akan membawa aura kabaikan dalam tugas.
Usaha dan upaya telah kita lakukan maksimal selanjutnya kita serahkan segala kepada sang pencipta, cobalah refleksi ulang, dari rumah berangkat dengan niat karena Allah, disekolah kita bekerja tetap marasa dalam bimbingan dan pengawasan Allah yang maha bijaksana, kita kerja bukan hanya untuk masa depan dunia tapi melempaui itu jauh untuk kehidupan akhirat, kita jadikan semua ibadah dan kita berdoa dalam kepaTuhan dan ketundukan. Semua jadi indah dan punya kekuatan dahsyat dan hebat.
6.      Istiqomah
Ihdinasysyirotolmustaqim, Tunjukilah kami jalan yang lurus, ini adalah doa miminta kepada Allah Agar kita tetap dalam bimbinganNya, tetap dalam kebenaran, tetap dalam keterjangan spirit tetap berada dalam hidayah petunjuk kebenaran. Dan upaya yang harus kita lalukan tidak hanya menunggu tapi menjaga hidayah dan petunjuk yang sudah kita pahami dan kita raih dengan istiqomah
Banyak cara syetan menyesatkan manusia, dengan segala macan langkah dan strategi yang terencana terjadwal dilakukannya ntanpa henti, syetan telah memprogram rencana nya dengan baik agar kita tergelincir. Syetan sja punya keseriusan dan ketekukan dengan mempersiapkan perencanaan yang matang menyesatkan kita, sudah seharusnya kita juga menjaga diri dengan keseriusan dan keistiqomahan agar tidak terjatuh pada kesalahan yang berulang.
Kita sudah melakukan banyak hal dengan pekerjaan kita agar bernilai dimata Tuhan dan menjaga agar tetap semangat tapi ditengah perjalanannya banyak saja godaan yang memlemahkan semangat dan menjauhkan kita dari niat awal yang sudah kita bangun, maka tidak ada cara lain untuk tetap berada pada jalan yang benar kecuali dengan keistiqomah, tetap berada pada pendirian semula dan itu butuh kerja keras dan motivasi. Untuk memunculkan dan menjaga motivasi itu bisa dilihat ada ayat ketujuh nanti darui surah Alfatihah.
Begitulah dalam tugas ada saja problematika dan tantangan kita dalam melaksanakan tugas yang mencoba menjatuhkan, melemahkan serta menjauhkan kita dari komitmen awal yang sudah kita patrikan dalam diri kita sebagai pendidik yang mulia. Baik itu dari internal diri kita sendiri maupun dari faktor luar dan lingkungan kita,  Dan itu butuh kerja keras dalam menjaga nilai-nilai yang sudah kita bangun sejak awal. Tugas kita menjaga. Karena menjaga dan mempertahankan lebih sulit dari pada maraih makan mempertahankan itu perlu keistiqomahan walau apapun tantangan yang diahadapi.

7.      Contohlah yang benar Jangan tiru orang yang salah
Untuk menjaga semangat dan menumbuhkan motivasi, sangat perlu melihat orang-orang sukses dengan segala perjuangannya. Membaca sejarah, pendangan dan pendapatnya. Orang-orang yang sukses punya trik dan strategi dalam mencapai mimpi dan tujuan hidupnya. Jiwa patriotisme Kihajardewantara misalnya yeng ingin membawa bangsa ini cerdas dengan pendidikan. Namanya abadi dikenang dalam sejarah bangsa Indonesia. Lewat pemikiran pendidikannya tercetus selogan “ ing ngarso sungtulodo, ingmadyo mangun karso tut wuri handayani” membumi dan memberi semangat bagi guru yang punya jiwa patriotisme. Begitu pula kartini yang mengangkat derajat kaum hawa dalam hak mengecap pendidikan. Tertulis karya menomental habis gelap perbitlah terang, itu bagian dari anak bangsa yang tidak kekeringan ide dalam kemelut penjajahan dan penindasan. Juga ada kiyai yang punya nama besar dan karyanya masih bisa kita lihat dan rasakan, ada kiyai Hasyim As’ari, Ahmad Dahlan, dan ulama besar lainnya
Begitupun Rasullullah sang maha guru yang penuh inspirasi, dikenal dunia dan mendapat posisi nomor satu kerena pengaruhnya. Dia mendidik, memberi contoh dicintai murid-muridnya (sahabatnya) setiap kata dan perbuatannya dicatat dalam lembaran kitab hadits, dikumpul dikaji hingga akhir dunia nanti tak kan kering menusia mengkaji dan membahas guru yang satu ini.
Mereka sukses dan di catat namanya dalam catatan sejarah. Begitu pula bagi kita guru harus melihat perjuangan pendidikan para guru tersebut, untuk kita tiru dan aplikasikan. Walaupun kita tidak tercatat dalam catatan tinta emas sejarah, tapi percayalah pasti tak akan luput dari catatan Allah SWT. Dan nama guru yang hebat itu akan tetap tertanam dalam benak ingatan anak-anak didik kita. Bukankah suatu kebanggan bila kelak dari sekian banyak anak yang kita didik satu diantaranya ada yang menjadi pemimpin dunia yang membawa Islam berjaya.
Guru yang salah jalan akan memandang tugasnya adalah beban, mengajar hanya sekedar menunaikan kewajiban, siswa berhasil atau tidak tidak menjadi persoalan, ilmunya sampai dan berterima dengan baik bagi siswatidak dia pikirkan. Kehadirannya tidak memberi kontribusi, ketidakhadirannya tidak pernah dicari, atau bahkan diharapkan oleh para siswa dan orang sekitarnya. Dan yakinlah guru ini pasti dicaci di cibir di hujat dan disumpah serapahi oleh orang lain. Kalau sudah orang benci karena karakter buruknya tak mungkin Tuhan akan sayang padanya. Berteman kepada orang yang bermental buruk seperti ini bisa menularkan bibit penyakit yang melemhkan semangat mengajar. Pilihlah teman yang sejalan punya pemikiran maju dan berkembang. Karena orang yang berteman dengan penjual minya wangi sedikit banyak pasti akan membawa aroma wangi bagi kita.
Dalam hal ini keteladanan dan pembiasaan menjadi sengat penting, melihat contoh yang baik akan memeri teladan bagi kita. Keteladanan yang ditampakkan guru juga akan membawa pengaruh positif bagi anak didiknya. Semakin sering ditampilkan maka akan semakin besar peluang menjadi budaya dan kultur disekolah, itu kalau sebagian besar guru bersepakat dan sama-sama saling menginspurasi kebaikan

Penutup

Guru sebagai orang yang bertanggung jawab akan pendidikan, harus mengembangkan kapasitas dirinya selaku pendidik. Mengisi diri dengan kecakapan-kecakapan yang membawanya menjadi guru yang hebat dan mulia. Tentu ini butuh kemauan kesungguhan dan kesadaran yang mendalam. Sadar diri tau tugas dan fungsi adalah kunci awal peningkatan kualitas diri.
Al fatihah adalah rukun dalam sholat, sholat akan menjadi batal bila tidak membacanya dan dibaca berulang-ulang jadi sipirit dan motivasi harus menjadi kajian yang harus diulang-ulang juga, ibarat baterai harus dicharge agar senantiasa bisa berfungsi.
Kandungan surah Alfatihah itu luas dan dalam ilmu yang terbatas seperti penulis miliki tak mampu melihat jauh kedalam. Namun mencoba memberanikan diri untuk melihatnya hidup dalam kepribadian dan keseharian guru. Karena penulis berfikir kenapa dia dibaca berulang dan menjadi rukun berarti dia memiliki pesan luar biasa untuk itu, sekelumit ulasan diatas adalah bagian yang dapat penulis tarik sebagi benang merahnya untuk dunia pendidikan khususnya menjadi pendidik hebat dan dahsyat dengan menginternalisasi nilai Al fatihah dalam kesehariasn guru. Diantaranya
1.      Berangkatlah dengan niat yang benar,  punya visi dan Tujuan yang benar
2.      Mengajarlah dengan penuh kesyukuran
3.      Mengajarlah dengan cinta
4.      Berorientasi akhirat
5.      Beribadah dan berdoalah walu berlinang air mata
6.      Istiqomah
7.      Contoh yang benar dan jangan tiru yang salah

Wassalam moga bermanfaat, mohon maaf bila terlalu berani mengambil makna

Tidak ada komentar:

Posting Komentar