MENGAJAR DENGAN KEKUATAN CINTA
(Internalisasi
nilai surah Al fatihah dalam keseharian guru)
oleh : Mustafa Kamal Nasution
A.
Pendahuluan
“ Wahai orang
yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan
bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat yang kasar dan keras yang
tidak durhaa kepada Allah terhadap apa yang dia perintahkan kepada mereka dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS Attahrim ; 6)”
Pada awalnya mengurus, mendidik, memelihara dan mengasuh
anak merupakan tugas utama orang tua, hal tersebut dapat kita lihat pada firman
Allah SWT QS Attahrim ayat 6 diatas . Anak adalah bagian dari keluarga,
keberhasilan dan kesuksesan anak tentu menjadi tanggung jawab utama dari ayah
dan ibunya. Namun perkembangan zaman, kemajuan teknologi serta kebutuhan hidup
yang semakin komplek yang menuntut anak agar dapat berkembang sesuai dengan
tuntutan zaman. Dari perkembangan itu tentunya sangat tidak mungkin orang tua
sendiri mampu memenuhi kebutuhan pengetahuan anak dengan tuntutan kerja,
keterampilan dan keahlian tertentu dimana orang tua tidak punya bakat dan
kemampuan seperti yang dibutuhkan anak pada masa depannya. Oleh karena itu
sebagian peran tanggung jawab orang tua dibagi kepada guru sebagai perpanjangan
tangannya mengasuh dan mendidik anaknya untuk menyahuti tuntutan perkembangan
zaman. Oleh karena itu fungsi sekolah dan tugas guru dalam masyarakat modern
semakin penting.
Dalam pendidikan
Islam pendidikan bertujuan menghantarkan peserta didik menjadi insan kamil,
sosok yang memiliki kecakapan jasmani dan rohani yang menyadari fungsi
penciptaannya sebagai abdullah dan khalifatullah, yang menyelaraskan
pencapaian kebahagiaan hidup dunia dan akhirat, yang memberi kontribusi kebermaknaan
hidup bukan hanya bagi dirinya juga bagi masyarakatnya, yang dipandang sebagai
sebuah konsep pendidikan yang universal.
Kerena melihat
begitu sempuna nya tujuan pendidikan Islam itu maka seorang guru punya tanggung
jawab besar untuk bisa menghantar peserta didik kearah pencapaian tujuan
pendidikan itu. Kelangsungan pendidikan dan pengajaran merupakan faktor
penentu, sebab kegiatan itu memiliki peran penting dalam pembinaan perkembangan
jasmani dan rohani manusia. Sejalan dengan kedudukan manusia sebagai makhluk
yang paling mulia Maka pekerjaan mendidik dan mengajar adalah kegiatan
menyempurnakan dan mensucikan hati manusia serta membimbingnya kearah
pendekatan diri kepada Allah SWT. Sehingga kegiatan mengajar merupakan kegiatan
mulia yang merupakan ibadah kepada Allah
SWT. Dan sekaligus melaksanakan fungsi pendidik itu sendiri sebagai
khalifatullah dimuka bumi.
Dinamika perkembangan
zaman dan peradaban umat manusia dari waktu kewaktu membawa dampak terhadap
pola hidup cara pandang dan perilaku hidup yang melahirkan budaya. Budaya yang
terlihat akhir-akhir ini cendrung mengalami degradasi nilai dan moral. Ternyata
proses pendidikan yang hanya mengutamakan aspek kognitif saja hanya mampu
melahirkan karya umat manusia yang monumental, namun kekosongan nilai spiritual
justru membawa dampak ketergerusan sendi-sendi kehidupan moral manusia.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang seharusnya membawa kemaslahatan
justru membuat manusia yang hidup berdampingan justru hati semakin berjauhan.
Penomena sosial
masyarakat bisa kita lihat, narkoba kejahatan seksual yang sampai pada titik
nadir pedofilia yang merajalela, perjudian perzinahan, perampokan, begal,
kecurangan, aniaya dan kesewenangan hampir setiap saat mengisi pemberitaan
media massa, dan hampir setiap janjang usia, mulai dari anak, remaja, ayah
memperkosa anak, istri membunuh suami,istri tidak patuh suami, bahkan sampai
aki-aki turut terlibat dalam perilaku hidup salah. Disekolah bisa dilihat
maraknya tawuran antar pelajar, penganiayaan oleh seniornya, pacaran dan
pergaulan bebas tanpa batas dan banyak lagi yang lainnya Dan ini adalah fakta
yang tanpa keseriusan akan berdampak pada rusaknya kehidupan generasi, dan
kelak itu adalah fakta yang akan dihadapi anak-anak kita. Apakah teknologi yang
kurang? tentu tidak. Permasalahan yang tentunya bisa kita tebak bersama adalah
tidak melekatnya nilai spiritual, tauhid dan akhlak pada diri manusia sebagai
pembelajar. Pendidikan spiritual dan akhlak karimah menjadi krusial dalam
setiap proses pembelajaran disekolah.
Oleh karena itu,
harapan perobahan mindset dan perobahan gaya hidup yang baik bisa kita bangun
dari dunia pendidikan. Dan itu dimulai disekolah, dirumah dan dimasyarakat
secara konprehensip.dalam hal ini guru memiliki peran strategis sebagai agent of
change perobah mental peserta didik. Guru merupakan faktor utama keberhasilan
belajar siswa disekolah, guru juga sebagai inspirator yang bisa membawa siswa
tetap dalam keterjagaan semangat, sehingga dapat merangsang siswa untuk
bergairah dalam belajar. Sejalan dengan itu pula, kita hidup dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang didalamnya juga diatur tata kelola pendidikan,
Guru harus menyadari bahwa perobahan kurikulum saat ini telah bertitik tolak
pada aspek pendidikan nilai atau pendidikan karakter yang dibangun pada diri
siswa meliputi : olah hati, olah pikir,
olah raga dan olah rasa/karsa yang tampak dalam tema pembangunan bangsa “
membangun generasi yang jujur, cerdas, tangguh dan peduli (jurdastangli)
konfigurasi dari 4 olah diatas.
Tentunya
pekerjaan ini merupakan pekerjaan bersama orang tua, guru, kepala sekolah,
komite, masyarakat dan siswa. Karena tujuan itu akan berhasil bila semua
komponen saling memberi kontribusi didalamnya namun sebagi pendidik sebagai
salah satu unsur sangat penting memahami fungsi dan perannya yang besar dan
menjadi penghubung disemua unsur-unsur yang terlibat.
Urgensi
pembahasan dalam tulisan sederhana ini dilakukan dalam upaya menggali khazanah
ilmu pengetahuan khsususnya yang berkaitan dengan pendidik, yang diharapkan
mampu membawa pemikiran baru dalam melihat eksistensi guru dalam kontek
kekinian dan keIslaman. Sehingga dalam pembahasan akan kita akan mengulas
tentang : Esensi
pendidik, Langkah
menjadi guru hebat dan dahsyat, serta Mendidik
dengan cinta
Dalam
tulisan ini penulis mencoba mengggugah spirit dan semangat guru karena
motivasi adalah bagian penting yang tak terpisahkan dari bagian-bagian yang
lain yang berkaitan dengan kompetensi pendidik seperti kompetensi
pedagogik,kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi profesional.
B.
Guru
Juga Manusia
Mengajar
bukanlah pekerjaan yang punya proritas pangkat atau, karena guru bukanlah
sebuah jabatan. Karena tugas guru terlalu mulia bila dibandingkan dengan
jabatan apapun, seorang bupati akan bercerita tentang siapa gurunya, seorang
gubernur akan ingat siapa guru yang telah menginspirasinya hingga bisa menjadi
seorang yang bisa diamanahi jabatan. Seorang ulama kiyai sekalipun tidak akan
pernah melupakan siapa yang telah mendidiknya. Begitu juga profesi lainnya
seniman, pengusaha, birokrat dan apapun tetap akan mengatakan ada guru yang
telah menghantarnya. Jadi mengajar dan dalam hal ini adalah pekerjaan seorang
guru terlalu amat jauh bila kita sandingkan dengan jabatan apalagi popularitas.
Sematan pahlawan tanpa tanda jasa dalam hemat penulis adalah sebuah ungkapan
yang kehabisan kata untuk keutamaan profesi mulia ini.
Namun
bagaimanapun sosok guru adalah manusia biasa yang punya cela nista, kelemahan
dan keterbatasan. Dia adalah makhluk yang tidak lepas dari kekurangan. Dia
punya tantangan hebat, memenuhi kebutuhan keluarga, ada beberapa nyawa yang
bergantung padanya, istri, anak dan orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya.
Dia harus berhasil menghantarkan mereka semua yang ia cinta kelak menjadi
manusia hebat dan punya masa depan, Dia juga hidup sebagai makhluk sosial yang
harus bergaul dengan banyak orang. Dia juga ingin hidup layak, punya problem,
punya kesulitan hidup, punya mimpi dan cita-cita. Disamping itu pula ia sebagai
hamba yang tau diri juga harus menghamba pada Tuhannya. Dengan segala
dinamikanya dia harus membagi dirinya, waktunya, pikirannya serta hatinya juga
buat anak didiknya.
Disekolah tempat
dia mengajar bertemu dengan rekan kerja yang sama-sama manusia juga punya
kehidupan sama dengan dia dengan latar belakang yang berbeda, kadang berselisih
pandangan, tak jarang terjadi gesekan pergaulan, tuntutan administrasi yang
banyak mulai dari rencana pembelajaran hingga penilaian, tuntutan penggunaan
teknologi, Kepala sekolah yang banyak
menuntut, regulasi yang terasa berbelit, orang tua siswa yang banyak berharap.
Hingga pihak luar yang juga kadang ikut usil. Menambah ramai dinamika kehidupan
guru. Sehingga kadang muncul kejenuhan, malas, ngomel, berontak, membangun
kelompok diskusi yang salah arah menyimpang dari konsep pendidikan. Sehingga
terkadang sering area yang harus nya dipenuhi dengan perbincangan ilmu berobah
menjadi area pasar, area pameran, area infoteinmen, area konsultasi curahan
hati, area politik dan lain sebagainya.
Guru yang dengan
segala ragam pernak-pernik kehidupannya punya ragam emosi pula yang tampil
dalam keseharianya, ada yang cuek, egois, mau menang sendiri, susah diatur, mau
mengatur, apatis tidak mau belajar, terlambat, kehilangan semangat, merasa
tidak betah disekolah, pemarah dan lain
sebagainya. Namun masih banyak juga yang punya semangat, kreatif, inovatif,
pandai beradaptasi serta hal positif lainnya. Inilah dinamika guru hendaknya
sebagai sosok panutan harus menyadari ketika semangat memuncak kita jaga dan
ketika terbentur dengan situasi yang tidak menentramkan bathin kita bisa tetap
stabil. Dan kita akan mencoba membahasnya pada beberapa paragraf kedepan dalam
tulisan ini.
C.
Dan
Siapakah Guru Itu
Pendidik
dalam berbagai tempat dan kesempatan memiliki banyak sebutan, ada yang
memanggil guru, dosen, ustadz, kiyai, muallim, mursyid, instruktur dan lainnya.
dan tentunya guru itu adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perkambangan
peserta didik, potensi perkembangan kognitif, afektif dan psikomotornya dan
dalam hal ini pendidik muslim tentunya mengarahkan siswanya sesuai dengan
nilai-nilai ajaran agama Islam. Yang tentunya seorang guru itu dituntut punya
kompetensi yang ideal sebagai pendidik yakni memiliki kompetensi pedagogik,
kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.
Guru
harus memiliki keterampilan mengajar dan mentransfer ilmu. Secara pribadi dia
punya kepribadian yang baik dan menonjol cerdas, teliti, sabar, amanah, baik
bertutur kata, bijaksana dan lain sebagainya. Secara sosial guru adalah bagian
dari masyarakat baik dilingkungannya maupun disekolah jadi guru harus pandai
berkomunikasi, bergaul, tata krama dan kesopanan, peduli dan berbagi serta
punya sikap keteladanan. Serta profesional dalam tugas, mulai dari merencanakan
pembelajaran, melaksanakan hingga mengevalusia secara sistemaris, tertib dan
prosedural. Menguasai materi, Mengerti metode dan cara menyampaikan materi, tau
karakteristik siswa sehingga mampu melakukan pendekatan pembelajaran yang baik.
D.
Maukah
kita menjadi Guru Hebat dan Dahsyat
Banyak
hal dalam hidup ini yang bisa kita jadikan Ibrah palajaran untuk diamalkan yang
bisa kita jadikan pedoman dalam kehidupan kita. Masalahnya hari ini adalah
banyak hal yang kita tau tapi kita tak mau mengamalkan, ada juga yang tak mau
tau, banyak hal yang nyata-nyata jadi didepan mata tapi kita tidak tau
bagaimana memfungsikannya, dan yang menjadi masalah terbesar bagi kita adalah
kita merasa sudah cukup sehingga berhenti dan tak mau bergerak lagi, karena
kemalasan dan kebodohan kita dan pasti kita (baca:guru) akan menjadi mayat
hidup bergerak tapi tak punya arti.
Dalam
hidup ini semangat adalah kunci keberhasilan, dibanyak kesempatan kita sering
menyaksikan orang yang dengan keterbatasannya bisa melakukan banyak hal, apa
yang membuat mereka bisa melahirkan karya-karya yang mengagumkan dan luar
biasa. Setelah ditelusuri ternyata mereka punya semangat baja. Keterbatasan
fisik tidak membuat mereka putus asa, keterbatasan yang mereka miliki
dihjadikan sebagai kekuatan untuk mengembangkan potensi lain yang ada
didirinya. Bukan tanpa rintangan, bukan semudah yang kita bayangakan tapi
semangat untuk melahirkan karya membuat mereka berjaya.
Profesi
guru adalah pekerjaan yang sangat mulia dalam pandangan Islam, hal ini wajar
mengingat pendidik merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap masa depan
peserta didik. bahkan Rasulullah menegaskan bahwa salah satu diantara tiga
macam amal perbuatan yang tidak akan pernah hilang meskipun seseorang telah
meninggal adalah ilmu yang bermanfaat yang diajarkan kepada orang lain. Pahala
orang yang ikhlas dalam menyampaikan ilmunya akan terus mengalir terus selama
muridnya mengamalkannya.
Guru
yang mulia akan mendapatkan tempat yang mulia dihati siswa dihati masyarakat,
dihati teman-teman terlebih mulia dimata sang Pencipta. Guru yang hebat akan
mampu menhantarkan anak-anak yang kelak menjadi pemimpin dan orang-orang hebat,
guru yang dahsyat punya dorongan walau lembut tapi berkesan dan mendalam dan
pada akhirnya syurga menantinya dan itulah semulia-mulia tujuan
E.
Memetik
Makna Sural Alfatihah Sebagai Motivasi Mengajar
Dalam
menjaga semangat ini kita akan melihat sedikit penomena surah Alfatihah yang
senantiasa kita dengar dan lantunkan. Yang didalamnya punya pesan Ilahiah yang
mendalam, namun penulis adalah makhluk dhoif yang punya keterbatasan namun ingin
mengkaji karena melihat ada spirit mendalam didalam kandungan surah Alfatihah.
Dalam
keseharian Al fatihah kita baca 5 waktu sehari semalam, dibaca dan tidak boleh
tinggal ketika kita sholat, berkumandang diseluruh dunia setiap saat ketika
umat muslim sholat, ia dibaca berulang-ulang, ia ada didepan mushaf Alquran dan
disebut ummul Quran, ada yang kenduri ia dibaca, ada yang meninggal ia dibaca
dalam pertemuan-pertemuan ia juga sering dibaca.
Ayat
demi ayat memberi pesan mendalam yang bila dihayati akan mampu melahirkan
kedahsyatan dalam kontek pendidikan. Sebagai guru kita bisa menterjemahkant dan
mewujudkannya dalam aktifitas keseharian tugas yang kita emban, problematika
yang menggunung yang kita hadapi insya allah akan terasa ringan bila kita mampu
membawa pesan Alfatihah ini dalam tugas mulia kita. Dari guru yang hebat tentu
akan melahirkan anak didik yang hebat yang tentunya darinya akan lahir generasi
yang kelak diharapkan mampu memimpin dunia ini kedepan. Kita mau sejarah
kejayaan Islam berulang ditangan anak-anak kita
Inspirasi
apa yang bisa kita (baca :guru) ambil dari butiran hikmat ayat Alfatihah yang
terdiri dari tujuh ayat tersebut untuk kita bawa dalam bertugas :
1.
Berangkatlah
dengan niat yang benar
Bismillahirrahmanirrahim
dengan nama allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Ayat pertama dari
surah Alfatihah. Ini adalah signal pertama dan utama, karena pekerjaan akan menjadi
sia-sia bila kita tidak menyertakan Allah dalam tugas kita. Ketika kita
bismillah dengan benar dari hati merasakan kehadiran Tuhan dalam kerja kita.
Kita akan menemukan kekuatan karena dia yang tahu kehidupan kita, Anak kita
tinggal, kita berpisah dengan suami, kita tidak tahu apa yang akan terjadi
dengan kehidupan kita dan keluarga kita selanjutnya. Bila hati tenang merasakan
kehadiran Allah dalam memdampingi tugas kita, kita tidak takut dengan kepala sekolah,
tidak mencari popularitas, tidak menunjukkan kelebihan diatara yang lain.
Memandang teman adalah rekan yang sama-sama mencari keridhoan Tuhan dalam
tugas.
Ketika
kita mempersembahkan hidup mati serta usaha kita padanya maka kita dapat banyak
hal, tugas terlaksana dan kita dapat pahala. Langkahkanlah kaki keluar dari
pintu rumah memang untuk Allah, Bukankah hidup ini milikNya dan kembali juga
padaNya.
Dengan
peserta didik juga ketika akan memulai sesuatu kita akan dekatkan dia dengan
tujuan belajarnya dan menghadirkan keagungan Allah dalam proses pembelajaran,
pendekatan robbani yang dilakukan akan menyentakkan hati anak untuk tidak jauh
dari Tuhannya. Terpatrinya Bismillah dalam hati adalah inplementasi dari
nilai-nilai ketauhidan. Bukankan orang yang menjadikan selain Allah tujuan dia
dalam bekerja itu tidak terjebak dalam tauhid yang salah?
Dalam
pergaulan, hati yang hidup dan diisi dengan kehadiran Tuhan akan menjaga lidah
dari hal yang tidak bermakna, mengingatkan teman untuk tetap dalam kebenaran.
Segala sesuatu yang tidak dimulai dengan bismillah maka pekerjaan itu akan
tertolak dan menjadi tidak bermakna dipandangan Allah SWT.
Saat
ini bahasa niat sering dipakai dengan Visi misi, karena niat merupakan rencana.
Dalam kerja guru haruspunya visi dan tujuan yang benar, dari rumah telah
mempersiapkan diri untuk mengajar, mengajarkan materi apa, dan bagaimana caranya
apa bahannya dan lain sebagainya
2.
Mengajarlah
dengan penuh kesyukuran
Alhamdulillahi
Robbil alamin. Segala puji hanya bagi alalah Tuhan semesta alam, bersyukurlah
diberi profesi guru oleh Allah berarti peluang mendapat limpahan pahala yang
mengalir terus ada didepan mata. Orang yang bersyukur akan membawanya ikhlash
dalam tugas.
Mengaflikasikan
nilai kesyukuran dalam tugas akan memandang pekerjaannnya dengan cinta, ia baca
nikmat Aallah yang banyak atas dirinya sehingga dia punya semangat tinggi untuk
menggunakan akal lidah tenaga waktu untuk
bekerja sehingga dengan itu ia menyusun rencana kerja yang baik pula. Ia
memandang kelebihan orang lain bahagian dari kesyukurannya, kelebihan orang
lain, nikmat pada orang lain, karya orang lain hakikatnya adalah nikmat Allah
bagi dirinya juga karena dia bisa berbagi dan menikmati nikmat dan kelebihan
orang lain. Ia menyadari merasa hebat sendiri dan tidak mengakui kemampuan
orang lain adalah orang yang berjiwa kerdil.
Orang
yang terbentuk kesyukuran yang mendalam akan pula memiliki kesabaran yang lebih
handal, menghadapi siswa yang beraneka ragam gaya kalau bukan kerana sabar akan
menjengkelkan, dari syukurnya akan tersungging senyum yang membawa kedamaian
orang yang memandang, kata-kata penuh dengan kelembuatan akan terlihat pada
bibir yang senantiasa dipenuhi rasa syukur. Tentu akan terlihat lebih sabar
lagi karena kehebatan mukmin itu kata rasul adalah ada nikmat dia bersyukur dan
ada cobaan dia sabar.
3.
Mengajarlah
Dengan Kekuatan Cinta
Arrahmanirrahim,
maha pengasih dan maha penyayang. Ini adalah kekuatan cinta. Kita hidup dengan
cinta dan kasih sayang Allah. Dengan kedurhakaan kita Allah tetap melayani
kehidupan dengan segala kebutuhan kita. Kita yang tetap dalam penjagaannya
kendati kita tetap melalaikannya. Kita tidur di jaga nya, diberi keluarga yang
baik, anak istri suami yang baik yang mengerti kita. Kita senantiasa diberi
kecukupan hidup walau kita merasa genting. Kita hitung-hitung pengeluaran kita
jauh lebih besar dari pemasukan tapi Allah mencukupkannya bukankah itu semua
karena kasih dan sayangnya. Bukankah Allah maha kuasa meluluh lantakkan kita
karena dosa dan kesalahan kita? Tapi tidak serta merta, dia buka pintu taubat
untuk menunggu kesadaran kita, dan tentu nya semua itu dengan cinta dan kasih
sayangNya
Arrahman
Dan Arrahim adalah nama yang paling mulia kasih dan sayangnya meliputi semua
sifat-sifat Nya.
Orang
yang hatinya dipenuhi cinta akan memandang semua menjadi indah, ia pandang
siswa, siswa menjadi bunga yang indah, sekolah menjadi indah dipandangannya
kesibukan menjadi irama yang indah yang dinikmatinya.
Siswa
yang dipandang dengan cinta kasih sayang akan merasa nyaman, mereka akan
merasakan guru sebagai sosok ayah atau ibu sendiri yang mereka damai dan nyaman
bersamanya, mengayomi mendidik, memasehati, memberi solusi, merasakan anak
sendiri, marahnya diredam oleh cintanya pada siswanya. Ia menganggap siswanya
adalah manusia yang butuh belaian, butuh apresiasi, pujian, butuh merasa dianggap
ada, didengar dan diakui keberadaannya, dia masuk dari sisi sisi kemanusiaan
siswa, dekat dan tidak berjarak. Bukankah batu yang keras juga akan lekung
karena tetesan air? Hati yang diisi dengan cinta akan mengalahkan emosi-omosi
yang ada. Mudah memberi kemaafan kepada siswa dan kepada siapapun karena hati
yang dihiasi cinta Ilahi akan bersinar dan mudah melupakan (easy going).
Dalam
bekerja kita perlu menjaga pikiran agar senantiasa berfikir fositif karena
pikiran positif akan membawa energi dahsyat dalam pekerjaan kita, Allah seperti
apa prasangka hambanya, kalau kita senatiasa berfikir Allah pengasih dan
penyayang maka kita akan memunculkan sikap cinta kasih kepada siapapun dan
dimanapun. Dan akan disinilah letak kedahsyatan itu kehadiran cinta Allah dalam
hati kita mengalahkan prasangka-prasangka yang tidak baik. Akan sangat
berbahaya seorang guru membawa alam pikiran negatifnya kedalam proses
pembelajaran akan menjadi beban, akan menjadi penghalang dan penghambat pekerjaannya
juga kemajuan siswa. Berfikirlah positif walau ada hal negatif yang terlihat
kita hendak mengalahkan unsur negatif dengan kekuatan positif yang kita miliki
dan itulah kekuatan cinta.
4.
Akhirat
Tujuan Utama
Sebagai
orang beragama yang meyakini adanya hari akhirat, hari pembalasan dan
perhitungan amal kebajikan. Islam dalam alquran menggambarkan kehidupan akhirat
adalah kehidupan abadi yang diraih lewat perjuangan hidup didunia. Disana
manusia akan menerima seluruh balasan atas apa yang dikerjakannya didunia.
Guru
melampaui sebagain besar waktunya disekolah, berarti dia juga telah merintis
jalan hidupnya diakherat kelak juga melalui pintu sekolah. Akan sangat menyesal
yang berkepanjanganlah seorang guru bila hal itu tidak disadarinya. Memandang
akhirat menjadi tujuan pasti akan menjadikan tugas-tugas itu adalah sebagian
jalan dari jalan-jalan menuju syurga.
Guru
yang berorientasi akhirat akan menjaga tugasnya agar bernilai ibadah takut
menyalah gunakan fungsi guru, menjadikan diri lebih amanah dalam melaksanakan
tugas karena amanah itu kelak akan ditanya, waktunya yang maksimal buat siswa
akan menjadi pahala baginya, pelayanan yang baik untuk siswa menjadi pahala
baginya, lambat laun karena terbiasa memantapkan diri dalam pandangan Allah
untuk mempersiapkan bekal kehidupan yang maha panjang akan terbentuk
sifat-sifat ketakwaan penuh kewaspadaan dan tanggung jawab tinggi dalam tugas.
Kehidupannya yang sesaat menentukan masa depan panjangnya diakhirat. Guru
adalah manusia cerdas, sudah seharusnya Orang yang cerdas mempersiapkan masa
depannya. Orang yang cerdas pasti tahu bahwa kehidupan akhirat itu jauh lebih
mulia dan kekal dari pada kehidupan dunia.
5.
Pandang
pekerjaan itu ibadah dan meminta lah walau berderai air mata
Menyembah
kepada Allah adalah tuntutan, tak jarangmanusia memandang ibadah hanya sholat
puasa zakat haji sedekah dan lainnya, melupakan bahwa mengajar itu juga adalah
ibadah, sepanjang pekerjaan itu diniatkan ibadah. Ibadah adalah wujud kepaTuhan
dan ketaan kepada penciptanya. Ibarat seorang pelayan asti akan bekerja
bagaimana aturan dan yang disenangi tuannya. Begitupun guru bekerja dan
mengabdi kepada kepala sekolah akan mengecewakan, karena kepala sekolah itu
punya keterbatasan, tidak semua yang diinginkan guru bisa dipenuhinya. Tapi
bekerja karena mengabdi kepada Allah akan membawa kedamaian, mengabdi dan
bekerja kepada Allah maka allah akan mengarngkat derajat dan martabat kita, dan
akan mendapat pahala dan bernilai kebajikan, pahala dan kebajikan itulah yang kelak
akan dinilai menghantarkan guru mudah menjalani kehidupan akhirat tentunya juga
dengan kasih sayang Allah.
Orang
yang sombong adalah orang yang tak mau lagi berdoa kepada Allah, membatasi diri
untuk berdoa dan munajat. Dan Allah membenci orang yang sombang dan
membanggakan diri. Berdoalah dikala lapang dan susah karena orang yang berdoa
adalah orang yang mencintai Tuhannya. Karena orang yang mencintai pasti
mengharapkan perhatian dari yang dicintainya.
Kita
lemah, terbentur dengan banyak masalah, kebutuhan hidup, siswa yang bandal dan
nakal, fitnah dan cobaan, luangkanlah banyak waktu untuk meminta kepada Allah
bukankan orang yang berpasrah dalam pintanya amat dicintai Tuhannya.
Merendahlah, menyerahlah dengan kemaha kuasaan Allah meleburlah dalam ketidak
berdayaan dalam gengggaman Tuhan, sebanyak apapun masalah coba bawa serahkan
kepada Sang pemecah masalah. Selama ini kita selalu mengatakan masalah kita
besar, pelik dan susah. Tapi kita sering lupa bahwa Allah itu maha besar dan
maha mengeluarkan kita dari kesulitan. Bawa pekerjaan kita dalam doa, bawa
siswa kita dalam doa mintalah terus pengawalan Tuhan dalam ketawakkalan dan
kepasrahan hanya padaNya. Bukankah kita serba dalam keterbatasan yang tidak
berdaya kalau bukan karena Kehendak dan kekuasaanNya. Yakinalah Allah tidak
pernah salah alamat membei rezeki dan kemulian hidup bagi manusia. Ketika cinta
telah dipenuhi cinta kepada sang pencipta. Maka kedekatan itu akan membawa aura
kabaikan dalam tugas.
Usaha
dan upaya telah kita lakukan maksimal selanjutnya kita serahkan segala kepada
sang pencipta, cobalah refleksi ulang, dari rumah berangkat dengan niat karena
Allah, disekolah kita bekerja tetap marasa dalam bimbingan dan pengawasan Allah
yang maha bijaksana, kita kerja bukan hanya untuk masa depan dunia tapi
melempaui itu jauh untuk kehidupan akhirat, kita jadikan semua ibadah dan kita
berdoa dalam kepaTuhan dan ketundukan. Semua jadi indah dan punya kekuatan
dahsyat dan hebat.
6.
Istiqomah
Ihdinasysyirotolmustaqim,
Tunjukilah kami jalan yang lurus, ini adalah doa miminta kepada Allah Agar kita
tetap dalam bimbinganNya, tetap dalam kebenaran, tetap dalam keterjangan spirit
tetap berada dalam hidayah petunjuk kebenaran. Dan upaya yang harus kita
lalukan tidak hanya menunggu tapi menjaga hidayah dan petunjuk yang sudah kita
pahami dan kita raih dengan istiqomah
Banyak
cara syetan menyesatkan manusia, dengan segala macan langkah dan strategi yang
terencana terjadwal dilakukannya ntanpa henti, syetan telah memprogram rencana
nya dengan baik agar kita tergelincir. Syetan sja punya keseriusan dan
ketekukan dengan mempersiapkan perencanaan yang matang menyesatkan kita, sudah
seharusnya kita juga menjaga diri dengan keseriusan dan keistiqomahan agar
tidak terjatuh pada kesalahan yang berulang.
Kita
sudah melakukan banyak hal dengan pekerjaan kita agar bernilai dimata Tuhan dan
menjaga agar tetap semangat tapi ditengah perjalanannya banyak saja godaan yang
memlemahkan semangat dan menjauhkan kita dari niat awal yang sudah kita bangun,
maka tidak ada cara lain untuk tetap berada pada jalan yang benar kecuali
dengan keistiqomah, tetap berada pada pendirian semula dan itu butuh kerja
keras dan motivasi. Untuk memunculkan dan menjaga motivasi itu bisa dilihat ada
ayat ketujuh nanti darui surah Alfatihah.
Begitulah
dalam tugas ada saja problematika dan tantangan kita dalam melaksanakan tugas
yang mencoba menjatuhkan, melemahkan serta menjauhkan kita dari komitmen awal
yang sudah kita patrikan dalam diri kita sebagai pendidik yang mulia. Baik itu
dari internal diri kita sendiri maupun dari faktor luar dan lingkungan kita, Dan itu butuh kerja keras dalam menjaga
nilai-nilai yang sudah kita bangun sejak awal. Tugas kita menjaga. Karena
menjaga dan mempertahankan lebih sulit dari pada maraih makan mempertahankan
itu perlu keistiqomahan walau apapun tantangan yang diahadapi.
7.
Contohlah
yang benar Jangan tiru orang yang salah
Untuk
menjaga semangat dan menumbuhkan motivasi, sangat perlu melihat orang-orang
sukses dengan segala perjuangannya. Membaca sejarah, pendangan dan pendapatnya.
Orang-orang yang sukses punya trik dan strategi dalam mencapai mimpi dan tujuan
hidupnya. Jiwa patriotisme Kihajardewantara misalnya yeng ingin membawa bangsa
ini cerdas dengan pendidikan. Namanya abadi dikenang dalam sejarah bangsa
Indonesia. Lewat pemikiran pendidikannya tercetus selogan “ ing ngarso
sungtulodo, ingmadyo mangun karso tut wuri handayani” membumi dan memberi
semangat bagi guru yang punya jiwa patriotisme. Begitu pula kartini yang
mengangkat derajat kaum hawa dalam hak mengecap pendidikan. Tertulis karya
menomental habis gelap perbitlah terang, itu bagian dari anak bangsa yang tidak
kekeringan ide dalam kemelut penjajahan dan penindasan. Juga ada kiyai yang
punya nama besar dan karyanya masih bisa kita lihat dan rasakan, ada kiyai
Hasyim As’ari, Ahmad Dahlan, dan ulama besar lainnya
Begitupun
Rasullullah sang maha guru yang penuh inspirasi, dikenal dunia dan mendapat
posisi nomor satu kerena pengaruhnya. Dia mendidik, memberi contoh dicintai
murid-muridnya (sahabatnya) setiap kata dan perbuatannya dicatat dalam lembaran
kitab hadits, dikumpul dikaji hingga akhir dunia nanti tak kan kering menusia
mengkaji dan membahas guru yang satu ini.
Mereka
sukses dan di catat namanya dalam catatan sejarah. Begitu pula bagi kita guru
harus melihat perjuangan pendidikan para guru tersebut, untuk kita tiru dan
aplikasikan. Walaupun kita tidak tercatat dalam catatan tinta emas sejarah,
tapi percayalah pasti tak akan luput dari catatan Allah SWT. Dan nama guru yang
hebat itu akan tetap tertanam dalam benak ingatan anak-anak didik kita.
Bukankah suatu kebanggan bila kelak dari sekian banyak anak yang kita didik
satu diantaranya ada yang menjadi pemimpin dunia yang membawa Islam berjaya.
Guru
yang salah jalan akan memandang tugasnya adalah beban, mengajar hanya sekedar
menunaikan kewajiban, siswa berhasil atau tidak tidak menjadi persoalan,
ilmunya sampai dan berterima dengan baik bagi siswatidak dia pikirkan.
Kehadirannya tidak memberi kontribusi, ketidakhadirannya tidak pernah dicari,
atau bahkan diharapkan oleh para siswa dan orang sekitarnya. Dan yakinlah guru
ini pasti dicaci di cibir di hujat dan disumpah serapahi oleh orang lain. Kalau
sudah orang benci karena karakter buruknya tak mungkin Tuhan akan sayang
padanya. Berteman kepada orang yang bermental buruk seperti ini bisa menularkan
bibit penyakit yang melemhkan semangat mengajar. Pilihlah teman yang sejalan
punya pemikiran maju dan berkembang. Karena orang yang berteman dengan penjual
minya wangi sedikit banyak pasti akan membawa aroma wangi bagi kita.
Dalam
hal ini keteladanan dan pembiasaan menjadi sengat penting, melihat contoh yang
baik akan memeri teladan bagi kita. Keteladanan yang ditampakkan guru juga akan
membawa pengaruh positif bagi anak didiknya. Semakin sering ditampilkan maka
akan semakin besar peluang menjadi budaya dan kultur disekolah, itu kalau
sebagian besar guru bersepakat dan sama-sama saling menginspurasi kebaikan
Penutup
Guru
sebagai orang yang bertanggung jawab akan pendidikan, harus mengembangkan
kapasitas dirinya selaku pendidik. Mengisi diri dengan kecakapan-kecakapan yang
membawanya menjadi guru yang hebat dan mulia. Tentu ini butuh kemauan
kesungguhan dan kesadaran yang mendalam. Sadar diri tau tugas dan fungsi adalah
kunci awal peningkatan kualitas diri.
Al
fatihah adalah rukun dalam sholat, sholat akan menjadi batal bila tidak
membacanya dan dibaca berulang-ulang jadi sipirit dan motivasi harus menjadi
kajian yang harus diulang-ulang juga, ibarat baterai harus dicharge agar
senantiasa bisa berfungsi.
Kandungan
surah Alfatihah itu luas dan dalam ilmu yang terbatas seperti penulis miliki
tak mampu melihat jauh kedalam. Namun mencoba memberanikan diri untuk
melihatnya hidup dalam kepribadian dan keseharian guru. Karena penulis berfikir
kenapa dia dibaca berulang dan menjadi rukun berarti dia memiliki pesan luar
biasa untuk itu, sekelumit ulasan diatas adalah bagian yang dapat penulis tarik
sebagi benang merahnya untuk dunia pendidikan khususnya menjadi pendidik hebat
dan dahsyat dengan menginternalisasi nilai Al fatihah dalam kesehariasn guru.
Diantaranya
1. Berangkatlah
dengan niat yang benar, punya visi dan
Tujuan yang benar
2. Mengajarlah
dengan penuh kesyukuran
3. Mengajarlah
dengan cinta
4. Berorientasi
akhirat
5. Beribadah
dan berdoalah walu berlinang air mata
6. Istiqomah
7. Contoh
yang benar dan jangan tiru yang salah
Wassalam
moga bermanfaat, mohon maaf bila terlalu berani mengambil makna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar