Zubaidah Dalimunthe,S.Pd.I / Ka RA Banil Authon |
Hari minggu
lalu Kepala RA Banil Authon (Zubaidah Dalimunthe,S.Pd.I) melakukan bimbingan khusus kepada mualimah (tenaga pengajar) tentang pemantapan
penerapan model pembelajaran stasiun di lembaga ini, metode stasiun merupakan pembelajaran
model sentra juga, namun kata stasiun dipakai untuk lebih mengakrabkan dengan
anak-anak. selama ini pembelajaran sudah mengarah ke model ini namun masih
belum utuh untuk disebut model sentra atau stasiun.
Setelah
melewati masa magang di salah satu sekolah di Rantauprapat yakni RA Robbani
pemahaman tentang model pembelajaran stasiun menguat. Ibu Zubaidah
mengapresiasi RA Robbani yang telah berkenan berbagi ilmu, moga Allah
melimpahkan keberkahan dan kekuatan buat kita dalam menghantar generasi terbaik
bangsa ini kedepan.
Dari
pemaparan kepala sekolah dapat diuraikan :
Istilah
sentera sering disebut juga dengan area, sudut kegiatan (activity center),
sudut belajar (learning centre) atau sudut minat (interst centre), dan di form laporan bulanan Raudhatul Athfal yang dikirim ke kantor kementerian Agama tertera sudut atau area yang ada disekolah.
Sentra
dapat diartikan sebagai zona atau area bermain anak yang dilengkapi dengan
seperangkat alat main yang berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang diperlukan
untuk mendukung perkembangan anak dalam 3 jenis bermain, yaitu bermain
sensorimotor atau bermain fungsional, bermain peran dan bermain pembangunan
(depdiknas 2005)
Setelah membaca dan mendengar beberapa sumber Tujuan
pembelajaran model Stasiun (baca:Sentra) sangat banyak diantaranya Meningkatkan
pelayanan pengalaman belajar kepada anak dengan memberikan kebebasan dalam
bereksplorasi, melatih kemandirian, pembelajaran akan lebih alamiah dan
menyentuh kebutuhan dasar perkembangan mental anak, dan anak akan mengalami
langsung proses sehingga akan lebih menguatkan daya ingat dan kepercayaan diri.
Tentu lewat model ini akan sangat membantu mengaplikasi pendidikan karakter mereka.
Stasiun Persiapan |
Bagi mualimah sendiri tentu akan lebih punya
tanggung jawab akan stasiun yang dia kendalikan, sebagai Master of station
mualimah ia harus kratif dengan idenya. Master of station (guru stasiun)
bertugas sebagai pengarah pembimbing dan inspirator.
Untuk lebih mengakrabkan anak dengan model
pembelajaran ini, banil authon mengadopsi
konsep sentra ini dengan menerapkannya
menjadi pembelajaran berbasis stasiun. Bahasa stasiun akan lebih dekat dan
akrab ditelinga anak. Kiranya konsep stasiun tidak mengurangi makna
pembelajaran sentra itu sendiri.
RA Banil Authon menyadari bahwa sarana dan prasarana yang dimiliki masih sangat terbatas untuk memberlakukan motode itu, namun akan dimulai dari hal sederhana dan yang mungkin dilakukan serta akan berkomitmen melaksankan Beberapa Stasiun yaitu :
1. Stasiun Ibadah
Stasiun ini bertujuan untuk mengembangkan pemahaman
agama pada anak sejak dini. Pada Stasiun ini berisi berbagai kegiatan untuk menanamkan nilai-nilai
keislaman, keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT , membentuk pribadi yang
cerdas mulia berakhlakul karimah sesuai dengan aturan syariat. Kegiatan yang
dilakukan merupakan kegiatan yang sederhana dan menyenangkan bagi anak. Karena pengenalan
pemahaman konsep agama adalah sesuatu yang abstrak, perlu diterjemahkan menjadi
aktivitas yang konkrit bagi anak. Sehingga distasiun ini perlu disiapkan serangkaian
fasilitas yang digunakan untuk beribadah, seperti miniatur masjid, mukena,
jadwal sholat buku-buku cerita, gambar-gambar dan alat permainanlain yang
bernuansa Islam. Ditambah film showing bernuansa keimanan.
Dalam Stasiun ini anak melakukan kegiatan bermain
untuk mengenal Islam seperti; rukun Islam mengucap kalimat syahadat, pelaksaan
sholat (dimulai dari bersuci wudhu) pengenalan puasa, zakat, manasik haji, pengenalan rukun
iman/akidah (iman kepada Allah SWT, malaikat, nabi dan rasul, kitab Allah, hari
akhir), pembacaan iqro, dan alqur’an dan mulianya menjadi anak sholeh dengan
berakhlak mulia senantiasa mengucapkan kalimat thayyibah, mebiasakan salam,
sopan dan menanamkan kepedulian lewat shodaqoh dan aktivitas lainnya.
2. Stasiun Bahan Alam
distasiun bahan alam memiliki tujuan untuk
memberikan pengalaman pada anak untuk bereksplorasi dengan berbagai materi. Di Stasiun
ini, anak bermain sambil belajar dengan menggunakan bahan-bahan alam yang
kering maupun yang basah untuk membantu proses perkembangan keimanan dan
ketakwaan, bahasa, daya pikir, daya cipta/kreatifitas, keterampilan dan jasmani.
Seperti bermain warna, biji-bijian, bermain pasir dan lainnya
distasiun ini anak dihantar untuk dapat
menunjukkan kemampuan, mengenali, membandingkan, menghubungkan dan membedakan.
Dengan bereksplorasi dan bereksperimen anak akan memiliki ide dan kepekaan
terhadap pengetahuan dan alam sekitar sehingga tumbuh motivasi dan kepercayaan
diri dalam belajar.
Stasiun Bahan Alam disiapkan sebagai tempat
anak melakukan kegiatan bermain sambil belajar Juga menanamkan kecintaan dan
kepedulian anak untuk tetap menjaga, memanfaatkan serta melestarikan kekayaan
alam yang dianugerahkan Allah SWT
3. Stasiun Seni
Stasiun seni memberikan kesempatan pada anak
untuk mengembangkan kreatifitas dan keterampilannya. terutama keterampilan
tangan dengan menggunakan berbagai bahan dan alat, seperti: melipat,
menggunting, mewarnai, membuat prakarya, melukis dan membuat prakarya dengan
menggunakan adonan, Membatik, menjumput, kolase, meronce, menganyam. Di Stasiun
ini anak bermain sambil belajar mengasah rasa keindahan, membangun kemandirian,
kerja sama, tanggung jawab, bersosialisasi, melatih koordinasi mata, tangan,
kaki dan pikiran.melatih kesabaran, keserasian ketepatan. Menghargai karya
orang lain, serta toleransi.
4. Stasiun balok
Stasiun balok membantu perkembangan anak dalam keterampilan berkonstruksi. pada stasiun ini anak akan digiring untuk mengembangkan kemampuan visual spasial dan matematika mereka. Mengenalkan bentuk. bermain sambil merepresentasi dan menyajikan bentuk gambar.
5. Stasiun Persiapan
Stasiun persiapan berfokus untuk memberikan
kesempatan pada anak mengembangkan kemampuan matematika, pra menulis dan pra
membaca, dengan kegiatan antara lain: mengurutkan, mengklasifikasikan, dan mengelompokkan
berbagai aktivitas lainnya yang mendukung perkembangan kognitif anak.
Stasiun persiapan
merupakan salah satu stasiun yang disediakan di lemmbaga ini karena tidak dapat
kita pungkiri bahwa sebenarnya anak-anak sudah tertarik untuk membaca dan
menulis di Stasiun persiapan ini diadakan kegiatan untuk mengembangkan potensi
anak khususnya dalam masalah keaksaraan sehingga anak punya kesiapan untuk
melanjutlkan kejenjang pendidikan selanjutnya.
Mualimah sebagai pembimbing melayani dengan
bijak serta memberikan fasilatas yang dibutuhkan oleh anak dan tetap melakukan
pengamatan dan penilaian perkembangan disetiap stasiunnya.
Kiranya mualimah bisa lebih ekstra, agar
penerapan model stasiun ini walau pada awalnya berat namun kita punya keyakinan
akan mudah dan nikmat pada akhirnya dan lebih punya nilai manfaat besar bagi
siswa-siswi kedepan, seraya tetap berserah pada yang Maha Kuasa.
Selamat berkarya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar